Rabu 28 Jul 2021 21:05 WIB

Jejak Perjuangan KH Noer Alie (I)

KH Noer Alie Dai Pejuang Kemerdekaan.

Menziarahi makam KH Noer Ali, di Pondok Pesantren Attaqwa Putri, Kampung Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Sabtu (17/4).
Foto:

KH Noer Alie tiba di Jakarta pada awal 1940. Hal pertama yang dilakukannya adalah mendirikan Pesantren At-Taqwa di kampung halamannya. Lembaga tersebut menjadi tempatnya menyebarkan ilmu-ilmu agama sekaligus tekad menentang penjajahan.

Sejak saat itu, dia menjadi sasaran intelijen pemerintah kolonial Belanda. Sampailah pada zaman pendudukan Jepang, semangatnya tidak luntur. 

Di era puncak Perang Asia Timur Raya, Pemerintah Jepang menghendaki agar kaum Pribumi terlibat dalam membantu kemenangan Negeri Matahari Terbit. Bagi KH Noer Alie, inilah kesempatan anak-anak muda Indonesia untuk menimba ilmu militer modern. 

Tujuannya agar mereka siap bilamana Indonesia menyongsong kemerdekaannya melalui perjuangan fisik. Oleh karena itu, tidak sedikit santrinya yang diperintahkannya untuk ikut dalam laskar Heiho, Keibodan, dan pasukan PETA (Pembela Tanah Air) yang dibentuk Jepang. 

 

Pada akhirnya, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia berlangsung pada 17 Agustus 1945. Selang satu bulan ke mudian, terjadi insiden di Lapangan Ikada (kini Silang Monumen Nasional, Jakarta).

Lautan massa memenuhi lokasi tersebut untuk menunjukkan dukungan penuh demi tegaknya RI. KH Noer Alie juga ikut mengerahkan massa agar turut dalam pertemuan akbar itu. 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement