Kamis 29 Jul 2021 20:10 WIB

Jejak Budaya Arab di Masjid Qingjing

Masjid Qingjing mencerminkan kuatnya jalinan persahabatan bangsa Arab dan China

Bagian Depan Masjid Qingjing,China.
Foto:

Corak arsitektur Masjid Qingjing mengikuti masjid-masjid pada umum nya di Damaskus, Suriah. Pendirian masjid tersebut tuntas dikerjakan pada awal abad ke11 atau sekitar 1009.

Bangunan utamanya menempati area seluas 2.500 meter persegi. Hingga saat ini, Masjid Qingjing menjadi masjid bergaya Arab tertua di seluruh Negeri Tirai Bambu.

Kompleks Masjid Qingjing terdiri atas bangunan utama, gerbang, serta dua aula bernama Fengtian dan Mingshan. Rumah ibadah ini menghadap ke arah selatan, sejalan dengan datangnya para saudagar Arab yang berlabuh di Quanzhou. Tembok masjid tersebut berbahan dasar granit hijau dan granit pu tih. Gerbangnya memiliki empat lengkungan yang indah.

photo
Bagian dalam Masjdi Qingjiang - (Wikipedia)

Banyak kubah gerbang diukir dengan gambar teratai yang tampak menggantung. Bentuk ini melambangkan besarnya penghormatan terhadap kesucian dan kemurnian rumah ibadah dalam budaya Cina. Setiap ukiran bunga teratai itu dikelilingi jejaring liernes. 

Masjid Qingjing juga dilengkapi menara khusus di dekat gerbang utama. Fungsinya, untuk kaum Muslimin mengamati hilal bulan. Dengan begitu, mereka dapat memutuskan kapan dimulainya waktu Ramadhan atau Idul Fitri.

Di sebelah timur gerbang tersebut, ada dua loh batu yang merekam bagaimana rekonstruksi masjid tersebut pada masa Dinasti Yuan (1271-1368) dan Dinasti Ming (1368-1644).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement