IHRAM.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang pejabat senior Fatah Mahmoud Aloul yang merupakan Wakil Ketua gerakan Fatah mengatakan tindakan kriminal Israel kepada rakyat Palestina sudah tidak dapat lagi diterima. Dia memperingatkan bahwa kepemimpinan Palestina tidak dapat lagi mentoleransi tindakan tersebut.
Dilansir dari Wafa News, Sabtu (31/7), dia mengatakan kepada radio Voice of Palestine bahwa pemimpin Palestina mengirim pesan keras kepada dunia, khususnya Amerika Serikat dan Uni Eropa, bahwa berlanjutnya penjejahan Palestina ini tidak dapat diterima.
“Ada peningkatan yang signifikan dalam jumlah martir dan terluka sebagai akibat dari intensifikasi serangan penjajah dan pemukim Israel terhadap orang-orang kami, dan pada pemakaman dan pelayat. Hal ini mencerminkan tingkat tindakan kriminal mereka, dalam hubungannya dengan eskalasi sistematis terhadap Yerusalem yang diduduki dan pengepungan lingkungan Silwan dan Sheikh Jarrah,” katanya.
Aloul mengatakan bahwa sejumlah langkah protes akan diadakan dalam beberapa hari mendatang terhadap pengepungan Sheikh Jarrah, serangan terhadap Lembah Yordan dan perluasan pemukiman. Ia menekankan bahwa tekanan akan terus meningkat meskipun adanya tindakan keras dan brutal dari Israel terhadap para pengunjuk rasa dan berbagai akibat yang ditimbulkan.
Konflik Palestina-Israel dimulai setidaknya 100 tahun yang lalu, dengan tanggal kuncinya adalah tahun 1948 ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaan setelah perang dengan Palestina dan negara-negara sekutu Arab. Adanya perang selama enam hari pada tahun 1967, Israel mengambil alih lebih banyak tanah Palestina setelah pertempuran dengan pasukan Mesir dan Yordania.