Senin 02 Aug 2021 13:17 WIB

Kemenag Dukung Penguatan Ekspor Produk Halal

Kemenag dukung upaya penguatan produk halal nasional melalui program Sekolah Ekspor.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
ILUSTRASI. Logo halal pada produk tersertifikat halal oleh Majelis Ulama Indonesia
Foto: Anadolu Agency
ILUSTRASI. Logo halal pada produk tersertifikat halal oleh Majelis Ulama Indonesia

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) mendukung upaya penguatan produk halal nasional melalui program Sekolah Ekspor.

Dukungan ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPJPH, Mastuki, saat menjadi pembicara kunci Webinar Khusus Studi Independen bertema "Menjadi Eksportir Baru 4.0 Produk Halal dan Rempah".

"Penguatan produk halal nasional adalah komitmen kita bersama. Bapak Wakil Presiden telah mendorong seluruh pemangku kepentingan industri untuk dapat memanfaatkan potensi pasar halal Indonesia dengan meningkatkan ekspor produk halal," kata dia dalam keterangan yang didapat Republika, Senin (2/8).

Mastuki juga menyebut Indonesia memiliki target pada 2024 menjadi produsen produk halal terbesar di dunia. Sejalan dengan komitmen dan target nasional tersebut, upaya yang dilakukan melalui program Sekolah Ekspor merupakan langkah baik dan perlu didukung.

Ia juga memastikan pihaknya selalu siap bersinergi dengan berbagai pihak dalam upaya penguatan ekspor produk halal, termasuk melalui akselerasi sertifikasi halal yang menjadi syarat ekspor produk ke berbagai negara.

Selama ini BPJPH juga diaebut berkoordinasi dengan banyak perguruan tinggi. Mereka dinilai memiliki posisi peran strategis dalam pengembangan ekosistem halal.

Beberapa peran yang bisa dilakukan perguruan tinggi adalah melalui pusat kajian halal, riset di bidang halal, Lembaga Pemeriksa Halal, institusionalisasi kajian halal melalui pembukaan prodi halal, pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi, hingga pelatihan SDM halal.

Peluang ekspor produk halal Indonesia disebut masih sangat terbuka. Data menunjukkan neraca perdagangan Indonesia ke negara-negara anggota OKI pada periode Januari-Juli 2020 dari total ekspor sebesar USD 10,94 miliar mencapai surplus USD 2,2 miliar. Kinerja ekspor produk halal Indonesia ini didominasi produk makanan, kosmetik dan obat-obatan.

"Salah satu pasar halal yang menjanjikan adalah negara-negara anggota OKI. Belum lagi potensi di luar itu, seperti India dan lainnya. Ini adalah modal besar bagi Indonesia untuk tampil sebagai produsen dan eksportir produk halal terbesar dunia," lanjut Mastuki.

Pangsa pasar global yang terbuka lebar melalui kerja sama internasinal tersebut, hanyalah satu di antara enam modal halal strategis yang dimiliki Indonesia. Masih ada lima modal halal lain yang sangat mendukung pengembangan produk halal nasional.

"Lima modal halal lain itu adalah modal religius-demografis, modal sosio-kultural, modal usaha dan dunia industri, modal ekonomi, serta modal regulasi dan dukungan politik," kata dia.

Di sisi lain, Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono, menyebut Sekolah Ekspor adalah kolaborasi bersama pemerintah dan dunia usaha untuk mencetak eksportir baru. Targetnya, 500.000 eksportir baru tercetak di 2030.

Pada Sekolah Ekspor UKM dan Ekonomi Kreatif, tersedia pelatihan ekspor berjenjang dan bersertifikasi dari BNSP bagi peserta yang telah memenuhi persyaratan. Ada tiga jenjang yang tersedia, yaitu level pengenalan ekspor, level ekspor dasar, serta level ekspor lanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement