IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menyusul penawaran saham perdana (IPO) senilai 1,5 miliar dolar AS atau Rp21 triliun pada Jumat (6/8) unicorn e-commerce Indonesia Bukalapak berencana untuk memperluas fitur Syariah dalam jangka menengah. Hal ini disampaikan Komisaris Bukalapak Yenny Wahid.
Marketplace online saat ini memiliki beberapa fitur Syariah, antara lain BukaZakat (pembayaran zakat), BelanjaBerkah (toko virtual industri halal), gateway pembayaran syariah, pembiayaan syariah dan BukaReksa Syariah (investasi reksa dana syariah). Bukalapak berencana untuk membawa lebih dari 6 juta pedagang dan 6,9 juta penjual online ke dalam rantai nilai halal.
"Secara umum, jual beli atau transaksi semua kategori produk di marketplace kami sudah sesuai syariah. Tapi kami pasti akan memfasilitasi dan mendorong para penjual kami untuk berpartisipasi dalam rantai nilai halal, terutama penciptaan produk industri halal," kata Yenny dilansir dari Salaam Gateway pada Sabtu (7/8).
Transaksi saham Bukalapak di Bursa Efek Indonesia sesuai Syariah dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Kurang dari 11 persen pendapatan Bukalapak adalah non-halal dan utang berbasis bunga menyumbang kurang dari 46 persen dari total asetnya.
Bukalapak tidak berpartisipasi dalam bisnis yang tidak sesuai dengan syariah seperti memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, atau menyediakan barang atau jasa terlarang, atau barang dan jasa haram lainnya.
Bukalapak menawarkan 25,76 miliar saham dengan harga penawaran Rp850 per saham. Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk. Rachmat Kamaludin mengklaim ini merupakan IPO terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia dan pencatatan unicorn teknologi pertama di bursa saham Asia Tenggara. Dana hasil IPO sekitar Rp 21,9 triliun akan digunakan untuk modal kerja Bukalapak dan anak perusahaannya.
Bukalapak menunjuk UBS AG Singapore Branch dan Merrill Lynch (Singapore) Pte Ltd sebagai Joint Global Coordinators and International Selling Agents untuk memasarkan IPO kepada investor internasional. PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas ditunjuk sebagai Joint Lead Managing Underwriters.
Bukalapak menerima pesanan dari sekitar 100 ribu investor domestik dan internasional dan 8,7 kali kelebihan permintaan. Dari total dana tersebut, 5% atau sekitar Rp 1,1 triliun berasal dari investor ritel.
"Kami sangat bersyukur bahwa minat terhadap saham kami tetap tinggi meski di tengah pandemi Covid-19. Ini mencerminkan kepercayaan kepada kami, perusahaan yang fokus pada pemberdayaan UMKM, yang menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia dan kunci utama kami. potensi ekonomi negara," kata Rachmat.