IHRAM.CO.ID, Beruntunglah KH Ahmad al-Hadi lantaran bisa berguru kepada KH Kholil Bangkalan. Setahun lamanya, ia menuntut ilmu di Madura.
Selanjutnya, Syaikhona sendiri yang menugaskannya untuk berdakwah di Bali. Pertama-tama, lelaki kelahiran Semarang itu diperintahkan untuk menemui seorang santri yang bernama Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad di Loloan Timur, Jembrana
Dalam sejarah syiar Islam, TGH Muhammad termasuk seorang perintis dakwah di Bali. Tempatnya mengajar adalah Masjid Baitul Qadim, yang tidak lain masjid tertua di seluruh Jembrana.
Kelak, di sanalah KH Ahmad al-Hadi mendirikan madrasah pertamanya. Setelah bertemu dengan TGH Muhammad di Bali, Ahmad al-Hadi menyampaikan salam Saikhona Kholil Bangkalan kepadanya. Setelah menjawab salam tersebut, ulama asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu pun bersyukur.
Sebab, gurunya telah mengirimkan seorang pengganti untuk meneruskan dakwah Islam di Bali. Apalagi, pada saat itu mubaligh yang lama berkiprah di Jembrana itu sedang sakit.