Nama lembaga ini adalah, Pesantren Riyadlus Shalilhin Melaya. Peran penting yang dimainkan Datuk Haji Imran ada lah sebagai penghubung gerakan perjuangan antara Ba li bagian barat dan Jawa bagian timur. Karena itu, ia pun menjadi salah satu tokoh yang paling dicari oleh ten tara Belanda NICA (Netherlands Civil Adminis tration), pada zaman mempertahankan kemerdekaan RI.
Di luar kesibukannya mengajar, Kiai Ahmad al- Hadi juga produktif menulis. Selama hidupnya, sang alim telah menulis beberapa kitab. Di antaranya adalah, A'mal al-Khairat yang berisi tentang ilmu tajwid, ilmu fikih, doa-doa, serta beberapa amalan.
Ada pula gubahan syair-syairnya yang mengandung hikmah ajaran Islam. Karya sastra itu terhimpun dalam buku Kumpulan Sya'ir: KHR Ahmad al-Hadi bin Dahlan al-Falaki (1895-1976).
Seperti dilansir laman Nahdlatul Ulama, seorang cucu Kiai Ahmad al-Hadi, Hasbil Ma'ani mengatakan, sebenarnya terdapat beberapa karya lain. Namun, buku-buku yang dimaksud sudah hilang. Menurutnya, kitab yang eksis saat ini merupakan salinan dari ibundanya, Nyai Hj Musyarrofah Ahmad binti KH Ahmad al-Hadi.