IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Setiap tahun, Umat Islam di seluruh dunia merayakan awal Tahun Hijriah yang juga merupakan peringatan peristiwa Hijrah. Hijrah adalah migrasi Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya dari Makkah ke Madinah pada 622 masehi.
Dilansir dari Alarabiya English, Senin (9/8), kalender Islam berbeda dari kalender Gregorian yang banyak digunakan secara global. Hal ini karena umat Islam mengikuti kalender lunar yang terdiri dari 12 bulan dalam setahun dan terdiri dari 354 atau 355 hari. Ini berarti bahwa umat Islam setiap tahun menandai tanggal kalender utama seperti Ramadhan dan Idul Fitri lebih awal setiap tahun.
Penanggalan ini bermula pada era Khalifah Muslim Umar bin Khattab. Diriwayatkan bahwa al-Khattab telah berkonsultasi dengan para sahabat Nabi untuk memilih dari tiga peristiwa untuk menandai awal kalender Islam. Pilihannya adalah hari dan tahun kelahiran dan wafat Nabi Muhammad SAW serta peristiwa Hijrah ke Madinah. Kemudian para sahabat sepakat menggunakan tanggal Hijrah Nabi.
Kesepakatan mengenai hal ini dicapai pada tahun 17 Hijriah, tahun keempat kekhalifahan Umar bin Khattab yang bertepatan dengan tahun 622 dalam penanggalan Julian. Hijrah ke Madinah adalah titik balik dalam sejarah Islam, menandai awal dari negara Muslim, dan di mana Nabi mendirikan masyarakat Muslim sipil pertama.
Pada awalnya, ada diskusi tentang apakah bulan pertama tahun ini harus Ramadhan, bulan puasa umat Islam, atau Muharram. Muharram kemudian diumumkan sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriah Islam mengingat bahwa itu terjadi setelah umat Islam mengakhiri musim haji tahunan ke Mekah untuk haji selama bulan Dzulhijjah.
Tahun Baru Hijriah Islam dihitung dengan teknik yang berbeda, termasuk melalui perhitungan astronomi. Seperti melalui penampakan bulan yang masyhur digunakan untuk menentukan Ramadhan dan awal Idul Fitri.