IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Industri keuangan Syariah dinilai merupakan instrumen strategis yang menopang perekonomian bertahan dari krisis. Cendekiawan muslim Tuan Guru Bajang H. M. Zainul Majdi, yang akrab dipanggil TGB, menyerukan penguatan literasi keuangan syariah untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional.
"Bank Syariah terbukti menjadi instrumen penting untuk menyejahterakan di masa krisis karena mengusung ekonomi berkeadilan, kesetaraan dan universalitas," kata TGB dalam keterangan, Ahad (15/8).
Gubernur Nusa Tenggara Barat periode 2008—2013 dan 2013—2018 itu melanjutkan, saat ini masih banyak mispersepsi di tengah masyarakat terhadap perbankan syariah. Karena itu, dibutuhkan upaya kuat mendekatkan perbankan syariah kepada masyarakat melalui berbagai program literasi.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Mei 2021 menyebutkan, aset perbankan syariah mencapai Rp 613,30 triliun atau tumbuh 15,54 persen secara tahunan. Pembiayaan bank syariah juga tumbuh 7,32 persen secara tahunan menjadi Rp 401,33 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 17,52 persen menjadi Rp 492,49 triliun.
"Perbankan Syariah juga mendukung upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) misalnya, mendapatkan dana PEN senilai Rp 3 triliun dengan target penyaluran pembiayaan Rp 4,5 triliun atau leverage 1,5 kali," katanya.
Seiring dengan komitmen yang kuat dari negara untuk memberi peluang yang lebih luas bagi pengembangan keuangan syariah, ia yakin Indonesia dapat tumbuh ke arah yang jauh lebih baik.