IHRAM.CO.ID,RIYADH -- Sebuah nota kesepahaman (MoU) telah ditandatangani Otoritas Pengembangan Gerbang Diriyah (DGDA) dan Pusat Pengembangan Satwa Liar Nasional. MoU ini berisi kerja sama membangun dua fasilitas baru, berhubungan dengan alam dan mempromosikan konservasi di Kerajaan.
Kedua pihak akan melakukan pengembangan suaka margasatwa di Wadi Safar, serta sebuah pusat bagi pengunjung untuk belajar tentang alam di Wadi Hanifa. Proyek-proyek ini akan beroperasi sesuai dengan standar lokal dan internasional.
Dilansir di Arab News, Selasa (17/8), perjanjian tersebut juga mencakup peluncuran program khusus yang berkaitan dengan peraturan satwa liar dan keanekaragaman hayati di Kerajaan.
Kerjasama antara DGDA dan Pusat Nasional Pengembangan Satwa Liar dilakukan sebagai bagian dari dukungan pusat untuk konservasi satwa liar dan habitat di Kerajaan.
Sebagai bagian dari misinya, Pusat Nasional Pengembangan Satwa Liar berupaya mempromosikan penelitian ilmiah terkait keanekaragaman hayati, serta penemuan solusi berkelanjutan untuk tantangan lingkungan.
Di sisi lain, DGDA mengadopsi standar lingkungan internasional dalam proyek yang berkaitan dengan warisan, pariwisata, hotel dan pusat budaya, dengan desain hijau yang berasal dari arsitektur tradisional Najdi.
Tahap pertama proyek pembangunan ini meliputi restorasi lebih dari dua kilometer persegi Wadi Hanifa. Termasuk di dalamnya restorasi kebun kelapa sawit, pertanian, trotoar, jalur pendakian dan taman, untuk menjadikan lembah ini sebagai ruang terbuka bagi pengunjung.