IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Islam datang untuk mengabadikan konsep kemerdekaan dalam kehidupan seorang Muslim. Kemerdekaan bukan berarti bebas tanpa aturan dan batasan. Kemerdekaan yang dimaksud pastinya menuju ke arah kebaikan.
Konsep kemerdekaan dalam Islam berarti perubahan dari kegelapan menjadi terang-benderang, dan dari buruk menjadi baik. Konsep kemerdekaan ini terhubung dengan Allah SWT dan tertuju ke satu arah yakni Nabi Muhammad SAW dengan pendekatan kitab suci Alquran.
Islam memberlakukan konsep kemerdekaan dalam segala bidang kehidupan. Islam menekankan bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa yang kuat tak tergoyangkan dengan sumber dan caranya sendiri. Bangsa yang tidak menyadari konsep ini, akan dihujani berbagai kesalahan dan kontradiksi, yang pada akhirnya akan menjadi bangsa yang dipermalukan.
Kemerdekaan menghasilkan stabilitas dan perubahan ke arah yang lebih baik. Karena itu, Alquran juga dengan terang menyampaikan untuk tidak menjadikan orang kafir sebagai pemimpin.
"Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Siapa berbuat demikian, niscaya dia tidak akan memperoleh apa pun dari Allah, kecuali karena (siasat) menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah tempat kembali." (QS Ali Imran ayat 28)
Konsep kemerdekaan yang diajarkan Nabi Muhammad adalah menghapus segala sesuatu yang merusak sendi-sendi kehidupan dan karakter Islam, lalu mengalihkannya ke jalan yang benar. Bahkan, ajaran-ajaran Islam ini sampai ke hal-hal kecil seperti bagaimana seharusnya makan dan minum.
Islam berdedikasi penuh pada gagasan kemerdekaan. Namun sayangnya masih banyak umat Islam yang tidak sadar bahwa sebetulnya Nabi SAW menginginkan kita menjadi bangsa yang merdeka. Ketika ketidaksadaran ini terus terjadi, akibatnya mereka menjalani kehidupan dengan cara Timur atau Barat dan menjauh dari Islam.
Dan Allah SWT mengingatkan umat Muslim tentang apa yang akan selalu dilakukan oleh Yahudi dan Nasrani. "Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka." (QS Al-Baqarah Ayat 120)
Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan, "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kalian pasti kalian akan mengikuti mereka."
Lalu para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR Muslim)