Ribuan orang di Afghanistan telah berbondong-bondong ke bandara di Kabul, mencoba melarikan diri, kebanyakan dari mereka adalah pria tanpa ditemani keluarga.
Pemuda Afghanistan tidak memiliki ingatan tentang pemerintahan Taliban. Meski demikian, mereka takut kembalinya kelompok ini untuk memimpin negara adalah berarti hilangnya kebebasan.
Saat memerintah pada 1996 hingga 2001, Taliban memberlakukan interpretasi keras hukum Islam. Saat itu, terdapat aturan yang memungkinkan adanya eksekusi publik, rajam, hingga perempuan yang harus mengenakan burka, tidak diizinkan bekerja, dan anak perempuan juga tidak boleh pergi bersekolah secara umum. Sementara, bagi laki-laki tak boleh mencukur janggut.
Sebagian besar anggota Taliban berasal dari pedesaan konservatif Afghanistan. Namun, kelompok ini mengisyaratkan akan mulai melakukan moderasi, mulai dari menawarkan amnesti kepada orang-orang yang memerangi mereka, mengatakan akan menghormati perempuan untuk bekerja dan berjanji untuk memulihkan kehidupan normal setelah beberapa dekade perang.
Tetapi banyak orang Afghanistan, terutama perempuan, tetap sangat skeptis terhadap niat dari Taliban. Apakah kelompok ini benar-benar telah berubah atau tidak, bagaimapun negara yang sekarang mereka kuasai adalah beberapa tahun cahaya di depan negara yang pernah mereka pimpin pada 1996, setelah empat tahun perang saudara setelah penarikan Uni Soviet dan runtuhnya pemerintah pro-komunis tersebut pada 1992.