Kamis 19 Aug 2021 15:55 WIB

Menlu Saudi dan AS Bahas Situasi di Afghanistan

Selain hubungan bilateral, perkembangan di Afghanistan jadi topik yang dibahas

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Kelompok Taliban berada di Zona Hijau, tempat sebagian besar Kedubes berada di Afganistan. Kantor Kedubes tersebut sebagian besar sudah kosong setelah Taliban menguasai wilayah-wilayah Afganistan. Taliban menyebut sebagai pemenang perang yang sudah berjalan selama 20 tahun.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Kelompok Taliban berada di Zona Hijau, tempat sebagian besar Kedubes berada di Afganistan. Kantor Kedubes tersebut sebagian besar sudah kosong setelah Taliban menguasai wilayah-wilayah Afganistan. Taliban menyebut sebagai pemenang perang yang sudah berjalan selama 20 tahun.

IHRAM.CO.ID, RIYADH – Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan melakukan percakapan via telepon dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Rabu (18/8). Selain hubungan bilateral, perkembangan terakhir di Afghanistan menjadi topik utama pembahasan mereka.

“Dalam pembicaraan itu, kedua menteri meninjau hubungan strategis antara Kerajaan Arab Saudi dan AS serta cara-cara memperkuat mereka di semua bidang bersama. Kontak tersebut juga membahas perkembangan paling penting, terutama perkembangan di Afghanistan, serta perkembangan di kawasan,” kata Saudi Press Agency dalam laporannya pada Rabu (18/8).

Sebelumnya Saudi meminta Taliban dan semua pihak di Afghanistan melindungi nyawa warga dan harta benda mereka. Riyadh menekankan, ia berdiri dengan pilihan yang dibuat rakyat Afghanistan tanpa campur tangan apa pun. “Kerajaan Arab Saudi menyatakan harapannya untuk stabilitas di Afghanistan sesegera mungkin,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi lewat akun Twitter resminya pada Senin (16/8).

Saudi diketahui telah mengevakuasi semua anggota misi diplomatiknya di Afghanistan. Langkah itu diambil setelah Taliban berhasil menguasai ibu kota Kabul dan istana kepresidenan negara tersebut pada Ahad (15/8).

Meski kini telah menguasai Afghanistan, seorang pemimpin Taliban mengungkapkan, masih terlalu dini untuk membahas bagaimana kelompok tersebut akan mengambil alih pemerintahan di negara tersebut. “Kami ingin semua pasukan asing pergi sebelum kami mulai merestrukturisasi pemerintahan,” ujar seorang pemimpin Taliban yang enggan dipublikasikan identitasnya saat diwawancara Reuters pada Senin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement