IHRAM.CO.ID, LONDON -- Industri jasa keuangan dengan teknologi atau fintech saat ini sedang berkembang pesat di berbagai negara. Inovasi ini bahkan semakin diminati dengan kehadiran fintech syariah yang diyakini mampu menantang jasa keuangan konvensional.
Negara-negara di Asia Tengah seperti Tjikistan dan Uzbekistan menjadi beberapa negara dengan fintech Islam yang cukup berkembang pesat. Pakar ekonomi bahkan meyakini jika tren ini terus berlanjut, Asia Tengah bisa menjadi pusat fintech Islam di dunia.
“Jika tren saat ini terus berkembang, Asia Tengah akan menjadi pusat inovasi tekfin yang baru muncul. Inti keberhasilan kawasan ini tidak hanya terletak pada replikasi produk pembiayaan konsumen dan investasi yang saat ini ditawarkan di tempat-tempat seperti London, New York dan San Francisco, tetapi juga dalam penciptaan produk dan layanan tekfin baru,” kata Abdullo Kurbanov, pendiri fintech Islam, Alif yang selama tujuh tahun terakhir berkembang menjadi salah satu perusahaan fintech terkemuka di Asia Tengah dilansir dari Global Banking and Finance.
Sistem ekonomi Islam yang memang banyak menentang banyak masalah dalam ekonomi konvensional, diakui menjadi pemikat banyak kalangan untuk beralih ke sistem ini. Prinsip seperti larangan mengambil untung dari hutang, investasi di sektor halal hingga larangan bunga menjadi alasan untuk beralih ke sistem keuangan Islam.