Selasa 24 Aug 2021 20:02 WIB

KH Ahmad Abdul Hamid Serba Bisa (I)

KH Ahmad Abdul Hamid lahir pada 1915 di Kendal.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Nahdlatul Ulama

Ahmad bin KH Abdul Hamid juga mulai aktif menulis sejak belia. Malahan, ia turut membesarkan aktivitas penerbitan dalam organisasi NU. Setidaknya, ada tiga pers yang diterbitkan oleh NU sedari mula, yaitu Swara Nahdlatoel Oelama, Oetoesan Nahdlatoel Oelama, Berita Nahdlatoel Oelama(NO), dan Soeloeh Perdjuangan. Sejak 1930- an, Ahmad Abdul Hamid muda telah terlibat dalam penulisan dan penerbitan majalah Berita NO.

Pada masa itu, pers nasionalis lebih suka menggunakan aksara Latin dan bahasa Melayu atau bahasa Belanda. Sementara, media cetak yang dirintis Jam'iyah NU cenderung menggunakan aksara pegon dan berbahasa Jawa.

Hal ini ten tunya sesuai dengan sasaran pembaca nya yang berlatar belakang santri.Bagaimanapun, penulisan iklan atau beberapa pengumuman publik yang tercantum di tiap majalah bulanan itu acap kali menggunakan huruf Latin dan bahasa Melayu.

Hingga akhir hayatnya, Kiai Ahmad terus berkhidmat pada dunia tulis-menulis, baik yang dihasil kannya sendiri maupun bersama dengan NU. Dalam sebuah kesem patan, KH Sahal Mahfudz menuturkan, ulama asal Kendal itu juga telaten da lam merawat dokumentasi organi sasi ini, khususnya yang berkaitan dengan media cetak.

Tak sedikit terbitan pers NU, termasuk buletin Lailatul Ijtima' Nadhlatoel Oelama yang disimpannya dengan baik. Saat Berita NOmulai terbit pada 1930- an, sang alim juga mendukung operasionalnya, baik sebagai kon tributor maupun distributor.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement