Jumat 27 Aug 2021 16:30 WIB

72 Orang Tewas Akibat Serangan Bom di Bandara Kabul

Sebanyak 72 jiwa dan korban luka mencapai 158 orang dalam serangan bom di Kabul.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Dalam bingkai yang diambil dari video ini, seorang pekerja medis merawat seseorang yang terluka dalam ledakan mematikan di bandara Kabul, di sebuah rumah sakit di Kabul, Afghanistan, Kamis, 26 Agustus 2021.
Foto: AP/AP
Dalam bingkai yang diambil dari video ini, seorang pekerja medis merawat seseorang yang terluka dalam ledakan mematikan di bandara Kabul, di sebuah rumah sakit di Kabul, Afghanistan, Kamis, 26 Agustus 2021.

IHRAM.CO.ID, KABUL  --Sebanyak 72 jiwa dan korban luka mencapai 158 orang dalam serangan bom di Bandara Kabul, Afghanistan. Laporan tersebut diungkap beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) dan Afghanistan.

Dilaporkan laman Al Arabiya, dari keseluruhan korban tewas yang telah terdata, 12 di antaranya adalah tentara AS. Kematian mereka menorehkan kembali catatan kelam dalam misi AS di Afghanistan yang bakal segera berakhir setelah berumur 20 tahun. Presiden AS Joe Biden bersumpah akan membalas para pelaku yang terlibat dalam serangan bom di bandara Kabul. 

Baca Juga

“Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan AS, ketahuilah bahwa kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan lupa. Kami akan memburu Anda,” kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, dikutip Aljazeraa, Jumat (27/8). 

Pada kesempatan itu, Biden mengungkapkan bahwa pelaku pengeboman bandara Kabul adalah Islamic State of Khorasan Province (ISKP) atau dikenal pula sebagai ISIS-Khorasan (ISIS-K), yakni kelompok yang terafiliasi ISIS di Afghanistan. Taliban, yang kini telah memegang kendali atas Afghanistan, turut berperang dengan ISIS.

Sama seperti AS, Taliban turut mengutuk serangan bom di bandara Kabul. “(Taliban) mengutuk keras serangan terhadap warga sipil di bandara Kabul, yang terjadi di daerah di mana pasukan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas keamanan,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.

Sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu, ribuan warga Afghanistan berbondong-bondong pergi ke bandara Kabul. Mereka berharap dapat disertakan dalam misi evakuasi yang dijalankan negara-negara asing, termasuk AS. Mereka yang ingin melarikan diri enggan jika harus hidup di bawah pemerintahan Taliban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement