IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Saat Hari Kiamat datang, malaikat Israfil meniupkan sangkakalanya. Peniupan sangkakala pertama membuat semua yang hidup dimatikan oleh Allah, kecuali yang dikehendaki-Nya untuk tetap hidup selama beberapa saat. Di antara mereka yang masih hidup adalah malaikat Israfil lalu dimatikan oleh Allah sehingga tidak ada satu makhluk bernyawa pun yang hidup.
Pendiri Pusat Studi Alquran, Prof Quraish Shihab, mengatakan dalam bukunya Kematian Adalah Nikmat, Alquran tidak menjelaskan berapa selang waktu antara peniupan pertama dan kedua. Ada yang riwayat hadits dari Shahih Muslim yang menyebut 40, tanpa menjelaskan detailnya.
Riwayat tersebut ditemukan melalui Abu Hurairah. Nabi menyebut angka 40 tanpa menjelaskan apakah itu masuk dalam hari, bulan, atau hari. Ketika Abu Hurairah ditanya tentang hal itu, dia menjawab, “Aku enggan,” yakni menanyakan kepada Rasulullah atau enggan menjelaskannya karena tidak banyak manfaat apabila diketahui.
Sementara itu, beberapa ulama menduga kehancuran alam raya yang dimaksud Alquran hanya terbatas pada kehancuran Bumi yang merupakan hunian manusia. Namun, pendapat ini tidak sejalan dengan penggambaran ayat-ayat Alquran tentang kehancuran matahari dan bintang.
Allah berfirman dalam surat Maryam ayat 93-95:
اِنْ كُلُّ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ اِلَّآ اٰتِى الرَّحْمٰنِ عَبْدًا ۗ
لَقَدْ اَحْصٰىهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا ۗ
وَكُلُّهُمْ اٰتِيْهِ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فَرْدًا
“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba. Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat.”
Bisa jadi nantinya akan ada benturan pertama yang terjadi antara dua benda atau planet dan akan menyebabkan tabrakan beruntun seperti yang terlihat dalam kecelakaan di jalan raya. Yang jelas sebagai Muslim wajib percaya ada waktu yang ditentukan Allah, tidak ada satu pun yang mengetahui kedatangannya di mana manusia mati dan dibangkitkan lagi untuk dimintai pertanggung jawaban amalnya.