Pada tahun 2008, Mohammed adalah seorang penerjemah berusia 36 tahun yang bekerja dengan Angkatan Darat AS dan bergabung dengan iring-iringan mobil menanggapi seruan para senator untuk meminta bantuan. Menurut tentara, kelompok itu menerjang lebih dari 100 kali baku tembak di lembah.
Mohammed tidak dapat keluar dari Afghanistan meskipun berhasil menyelamatkan delegasi elit Amerika. Dan dilaporkan diberitahu di gerbang bandara Kabul bahwa dia akan diizinkan untuk melarikan diri, tetapi tanpa istri dan anak-anaknya.
Pada bulan Juni, Letnan Kolonel Andrew R. Till memberikan dukungan untuk aplikasi juru bahasa untuk Visa Imigran Khusus setelah macet karena kontraktor pertahanan kehilangan catatan yang diperlukan. “Pelayanannya yang tanpa pamrih kepada pria dan wanita militer kami adalah jenis layanan yang saya harap lebih banyak orang Amerika tunjukkan,” tulis Till.
Shawn O'Brien, seorang veteran Angkatan Darat yang bekerja dengan Mohammed pada 2008, juga meminta pejabat AS untuk membantu Mohammed meninggalkan negara itu.
“Jika Anda hanya dapat membantu satu orang Afghanistan, pilih [Mohammed],” kata O'Brien, per Journal.
Pada hari Selasa, Mohammed tetap bersembunyi, mengatakan, “Saya tidak bisa meninggalkan rumah saya. Saya sangat takut.” Biden sering menyebutkan penyelamatan selama kampanye presiden 2008, dengan mengatakan, "Jika Anda ingin tahu di mana Al Qaeda tinggal, Anda ingin tahu di mana [Osama] bin Laden berada, kembalilah ke Afghanistan bersama saya."
“Kembalilah ke daerah di mana helikopter saya dipaksa turun … di tengah pegunungan itu. Aku bisa memberitahumu di mana mereka berada,” kata Biden kala itu.
Selasa kemarin memang menjadi hari yang menandai berakhirnya perang terpanjang Amerika, yang berlangsung 19 tahun dan 47 minggu. Perang ini menelan biaya sekitar $2 triliun dan merenggut nyawa hampir 2.500 tentara AS dan sekitar 240.000 warga Afghanistan.
Saat ini memang ribuan orang bergegas meninggalkan negara itu sebelum batas waktu tersebut. Menurut pejabat AS, Pasukan Amerika membantu mengevakuasi 79.000 warga sipil dengan pesawat militer AS sejak 14 Agustus – termasuk 6.000 warga Amerika dan 73.500 warga Afghanistan dan negara ketiga.
Upaya evakuasi sempat terhenti Kamis ketika dugaan serangan bom bunuh diri ISIS mengguncang bandara Kabul, menewaskan 13 anggota militer AS dan hampir 200 warga Afghanistan. Akhirnya, dari Pentagon mengeluarkan keputusan bila beberapa ratus orang Amerika tetap berada di negara itu setelah penarikan.