IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Istiqlal sedang meningkatkan peran dan fungsinya sebagai model atau wajah Islam di Indonesia. Sehubungan dengan itu, Masjid Istiqlal ingin mencontoh masjid Nabi Muhammad SAW yakni Masjid Nabawi yang memberikan pemberdayaan kepada umat.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar, mengatakan, Masjid Istiqlal adalah juru bicara Islam moderat. Artinya Islam yang diperkenalkan di Indonesia adalah Islam yang menyejukan, memberikan ketenangan, mencerahkan, Islam yang bisa merangkul semuanya dan tidak menekankan konflik serta perbedaan. Bahkan Istiqlal merangkul perbedaan antarumat beragama.
"Kita mencontoh masjidnya Nabi, masjidnya Nabi itu tempat melakukan pertemuan antarumat beragama," kata Prof Nasaruddin kepada Republika saat silaturrahim ke kantor Republika, Rabu (1/9).
Ia menyampaikan, masjid Nabi juga berfungsi sebagai tempat pemberdayaan ekonomi umat, tempat latihan perang, tempat sekolah dan pelatihan keterampilan. Maka Masjid Istiqlal akan mencontoh masjid Nabi untuk memberikan pemberdayaan terhadap umat.
Sehubungan dengan itu, Masjid Istiqlal mencanangkan 43 tiga program untuk menguatkan dan meluaskan perannya. Sebagian program sudah berjalan di antaranya pendidikan kader ulama perempuan setara pendidikan S2 dan S3, program ini bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ).
Prof Nasaruddin menyampaikan, ulama semakin berkurang untuk itu dibuat program kaderisasi ulama oleh Masjid Istiqlal. "Bayangan semakin hari semakin punah ulama-ulama, penggantinya tidak ada, makanya salah satu program ini melahirkan kembali ulama yang berkaliber nasional dan internasional," ujarnya.
Ia menambahkan, di masa pandemi Covid-19, Masjid Istiqlal juga diminta menjadi model masjid dalam menangani pandemi Covid-19. Banyak masjid yang meminta contoh bagaimana pengelolaan masjid di era pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Ia menjelaskan, masjid Istiqlal juga melakukan pelatihan, pengkaderan dan penataran. Selain itu memiliki majelis mudzakarah untuk menjawab setiap pertanyaan masyarakat.
"Setiap pertanyaan masyarakat kita jawab segera melalui tim pakar kita di Istiqlal, jangan biarkan masyarakat bertanya sekian hari tidak ada yang jawab, kasihan mereka nanti malah bertanya ke orang yang tidak tepat, maka Istiqlal hadir untuk jadi pelayan cepat untuk kebutuhan umat," jelasnya.
Terkait tagline New Istiqlal, Prof Nasaruddin menerangkan, tagline itu diambil karena infrastruktur bangunan masjid direnovasi besar-besaran. Selama 42 tahun baru kali ini mengalami renovasi besar.
Ia menjelaskan, bukan saja baru bangunannya tapi struktur kepengurusannya juga sekarang langsung di bawah presiden. Selain itu program-programnya baru, jadi Masjid Istiqlal bukan hanya tempat ibadah tapi akan lebih banyak berfungsi untuk pemberdayaan umat berbasis masjid.
"(Masjid Istiqlal) ada bisnis centernya, literasi untuk milenial, pelatihan, pendidikan kader ulama dan kerjasama dengan masjid-masjid internasional, kita dipercaya sebagai ketua jaringan masjid ibukota, ketua imam-imam besar masjid sedunia," ujarnya.
Masjid Istiqlal juga menjalin kerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konjen dari seluruh dunia, dakwahnya Istiqlal diakses mereka.
"Yang paling penting kerjasama antarrumah ibadah dalam hal ini Istiqlal dengan rumah ibadah yang lain, supaya kita punya bahasa yang sama dalam rangka menciptakan kebersamaan," ujarnya.
Prof Nasaruddin menambahkan, Masjid Istiqlal akan menjadi salah satu pusat wisata religi nasional. Kalau di Turki ada Blue Mosque, maka di Indonesia ada Istiqlal. Memang Masjid Istiqlal yang terbesar di Asia sekarang ini.
"Dengan demikian Insya Allah, Istiqlal akan menjadi ikon tersendiri di republik ini," katanya.
Di tempat yang sama, Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtaji, mengatakan, Masjid Istiqlal sebagai masjid ikonik Indonesia telah berkembang dari hanya sekadar sebagai tempat ibadah mahdhah menjadi pusat kegiatan umat Islam dalam arti yang luas. Masjid Istiqlal dengan konsep New Istiqlal akan mewujud menjadi masjid yang dikelola secara modern dengan beragam aktivitas yang membawa kemanfaatan universal.
"Jamaah tentu membutuhkan masjid yang memfungsikan diri sebagai pusat kegiatan dalam mengkaji agama, juga sentra pengembangan jejaring ekonomi umat, membangun interaksi budaya dan sosial, menjadi perekat umat dan warga bangsa," kata Hasan.
Ia mengatakan, umat menunggu Masjid Istiqlal memerankan sepenuhnya fungsi masjid dalam konsep utuh. Sehingga bisa menjadi masjid percontohan di daerah lain. Terlebih Masjid Istiqlah sudah memiliki 43 program dalam New Istiqlal.
"Program-program tersebut sangat bagus bila diimplementasikan dengan baik agar masjid-masjid lain bisa meniru kesuksesan Masjid Istiqlal ini," jelasnya.