IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) menilai data yang dirilis Biro Investigasi Federal (FIB) terkait kejahatan kebencian terhadap Muslim jauh dari data sesungguhnya. CAIR pun meminta Pemerintahan Joe Biden untuk menekan lembaga penegak hukum agar memberikan data seutuhnya.
Berdasarkan data yang dirilis oleh FBI, jumlah kejahatan kebencian yang menargetkan Muslim di AS menurun lebih dari sepertiga pada tahun 2020, yakni 180 insiden pada 2019 menjadi 104 pada 2020.
Menurut FBI, komunitas Yahudi adalah kelompok agama yang paling ditargetkan selama tahun 2020 yang mewakili hampir 57 persen kejahatan rasial yang dimotivasi oleh bias agama. Setidaknya selama 2020, ada 676 kejahatan rasial yang dilaporkan. Angka itu turun dari 953 pada 2019.
“Kejahatan kebencian dan insiden terkait bias lainnya menimbulkan ketakutan di seluruh komunitas dan merusak prinsip-prinsip demokrasi kita. Semua orang harus hidup tanpa rasa takut diserang karena asal negaranya, penampilan, atau cara beribadah,” kata Jaksa Agung AS Merrick Garland dalam sebuah pernyataan.
Data tersebut telah dikritik karena diduga tidak memperlihatkan jumlah sebenarnya. Bulan lalu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) merilis laporannya tentang insiden bias anti-Muslim untuk paruh pertama tahun 2021.