IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Kesehatan Haji (Puskes Haji) Kementerian Kesehatan melibatkan peneliti di Puslitbangkes untuk mengawal sosialiasi Manasik Kesehatan Haji di masa pandemi Covid-19. Manasik Kesehatan Haji merupakan program kerja Kepala Pusat Kesehatan Haji yang baru Budi Sylvana untuk menyelesaikan masalah kesehatan haji dari hulunya.
Peneliti Utama Balitbangkes Humaniora dan Kebijakan Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof Rustika mengatakan manasik kesehatan haji untuk menyiapkan postur jamaah haji yang sehat dan mandiri untuk melaksanakan ibadah haji di masa depan.
Prof Rustika mengatakan, perlu strategi jitu agar upaya sosialisasi manasik kesehatan haji dapat sampai kepada masyarakat calon jamaah haji. Strategi itu adalah dengan metode Terstuktur, Sistematis dan Masif (TSM) dalam melakukan sosialisasi manasik kesehatan haji.
Ia mencontohkan pembinaan kesehatan haji dengan struktur adalah melalui kewenangan yang jelas, sementara sistematis adalah penyampaian substansi manasik kesehatan haji dengan tepat sasaran dan kegiatan tentang sosialiasi manasik kesehatan haji itu dilakukan secara massif.
“Tandanya adalah substansi manasik kesehatan haji akan terasa dan terlihat di setiap kali pertemuan di mana topik kesehatan haji dibicarakan secara formal maupun informal di tengah-tengah masyarakat,” katanya seperti dikutip situs Pusatkesehatan haji, Senin (13/9).
Saat ini pengembangan program manasik kesehatan haji sedang berlangsung di delapan lokus yang terpilih secara acak. Daerah Selong, Lombok Timur menjadi lokus pertama kegiatan pengumpulan data bagi pembinaan kesehatan haji di masa pandemi Covid-19. Para peserta berasal dari unsur pelaksana penyelenggara kesehatan haji mulai dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Kota, Dinas Kesehatan Propinsi, Rumah Sakit Daerah, maupun unsur lintas sektor seperti dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kota dan penyelenggara KBIHU.
Metoda Round Table Discussion (RTD) yang di pakai dengan deep interview merupakan cara untuk menggali informasi pembinaan kesehatan secara personal yang divariasikan dengan metoda kuantitatif menggunakan gadget/gawai agar jangkauan informasi lebih luas dan lebih dalam sehingga akan mempercepat tim mendapatkan kesimpulan yang tepat terkait model manasik kesehatan haji khususnya dimasa pandemi saat ini.
Menurutnya, kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan, pelaksana dan metode pembimbingan dan penyuluhan kesehatan kepada jemaah haji; termasuk sistem rujukan bagi jemaah haji; dan integrasi program kesehatan yang mengikut sertakan lintas sektor dalam mendukung program manasik kesehatan haji ke depan.