Selasa 14 Sep 2021 00:24 WIB

Tantangan Komunitas Muslim Amerika Usai tragedi 9/11

Muslim Amerika menghadapi kejahatan rasial yang melonjak dan pengawasan ilegal.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Umat Muslim di Amerika melaksanakan shalat Tarawih di Masjid King Fahd di Culver City, Los Angeles.
Foto:

Bentrokan antara populasi Muslim yang tumbuh dan masyarakat lain memicu pertempuran atas rumah-rumah ibadah di Amerika. Vandalisme dan ancaman terhadap masjid menjadi hal yang biasa sehingga organisasi nirlaba yang memperjuangkan kebebasan konstitusional di AS, ACLU, membuat peta interaktif untuk melacak semuanya. Protes bersenjata di depan masjid menjadi hal biasa.

Suatu ketika, sebuah gereja di Phoenix harus menggantung spanduk yang menyatakan dirinya Kristen untuk menangkis pengunjuk rasa setelah aktivis anti-Muslim mengira bangunan kubahnya sebagai masjid. Konflik regional yang mengoyak komunitas lokal adalah medan pertempuran yang paling buruk.

Di Murfreesboro, Tennessee, di luar Nashville, masjid Bahloul pertama kali didirikan pada tahun 1982. Bahloul mengatakan tidak pernah ada masalah antara umat Islam yang beribadah di sana dan tetangga mereka sampai 2010. Bagi Imam Bahloul, kemarahan terhadap dirinya dan komunitasnya muncul begitu saja.

"Kami mengajukan izin, dan tidak ada yang terjadi saat itu. Masjid mendapat persetujuan. Dan setelah ini, kami mulai menghadapi tentangan yang sangat berat ini," katanya.

"Saya pikir masyarakat pada umumnya akan senang dan bahagia kepada kami." Sebaliknya, itu akan tumbuh menjadi salah satu rentetan ancaman dan kekerasan terburuk terhadap komunitas Muslim Amerika sejak tragedi 9/11.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement