Selasa 14 Sep 2021 00:24 WIB

Tantangan Komunitas Muslim Amerika Usai tragedi 9/11

Muslim Amerika menghadapi kejahatan rasial yang melonjak dan pengawasan ilegal.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Umat Muslim di Amerika melaksanakan shalat Tarawih di Masjid King Fahd di Culver City, Los Angeles.
Foto:

Luke Goodrich adalah salah satu pengacara yang mewakili Islamic Center of Murfreesburo. Dia telah melakukan banyak kasus lain dengan rumah ibadah yang menghadapi tantangan hukum terkait penggunaan lahan. Tapi yang satu ini menonjol. "Kasus ini, kasus Murfreesboro, tampaknya menjadi contoh pengambilan keputusan anti-Muslim yang sangat transparan dan mengerikan di tingkat lokal," katanya.

"Pemerintah daerah memiliki begitu banyak keleluasaan. Mereka selalu bisa mengatakan 'Yah, rumah ibadah Anda tidak sesuai dengan karakter lingkungan.' Dan penjelasan semacam itu dapat dengan mudah digunakan untuk menutupi apa yang bisa menjadi permusuhan anti-agama atau anti-Muslim atau permusuhan anti-imigran, atau apa yang mereka katakan dalam kasus penggunaan lahan, fenomena 'tidak di halaman belakang saya'," kata Goodrich menjelaskan.

Islam tiba-tiba diadili di pinggiran kota Nashville yang sedang booming. Ini menggambarkan kelonggaran untuk memanggil para ahli sebagai saksi tentang ancaman Islam ke daerah tersebut. Mereka berpendapat bahwa Islam tidak boleh dianggap sebagai agama dan diberikan perlindungan terkait.

Meski begitu, Bahloul mengatakan bahwa harapannya di Amerika diperbarui dengan resolusi konflik, dan dia menolak untuk mengutuk orang-orang yang berperang melawan masjid. "20 tahun setelah 9/11, kami akhirnya melewati hari-hari tergelap dari pertempuran ini," katanya.

Salah satu cara untuk mengukurnya adalah Undang-Undang Penggunaan Lahan Agama dan Orang-Orang yang Dilembagakan, yang disahkan oleh Kongres pada 2000 untuk mengabadikan perlindungan bagi minoritas agama dalam kasus penggunaan lahan dari diskriminasi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement