Uji coba senjata Korut dimaksudkan untuk membangun program nuklir dan misil yang dapat melawan permusuhan AS dan Korsel. Namun, ini juga dianggap oleh analis sebagai cara untuk tuntutan politik negara terisolasi itu kepada para pemimpin di Washington dan Seoul. 

Dimulainya kembali aktivitas pengujian Korut kemungkinan merupakan upaya untuk menekan pemerintahan AS yang dipimpin Presiden Joe Biden atas pembekuan diplomatik setelah Kim Jong-un gagal memanfaatkan persenjataannya untuk keuntungan ekonomi selama masa pemerintahan mantan presiden Donald Trump. Korut mengakhiri jeda selama setahun dalam uji balistik pada Maret dengan menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut, melanjutkan tradisi ke pemimpin baru AS dengan demonstrasi senjata yang bertujuan untuk mengukur respons Washington dan merebut konsesi.

Tetapi tidak ada peluncuran uji yang diketahui selama berbulan-bulan setelah itu karena Kim Jong-un nampaknya memfokuskan upaya nasional Korut dalam menghadapi pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) dan menyelamatkan perekonomian negara. 

Kantor berita Korut, KCNA mengatakan rudal yang diuji melakukan perjalanan selama 126 menit sepanjang orbit penerbangan oval dan pola-8 di atas tanah dan perairan Korea Utara sebelum mencapai target mereka. Peluncuran uji menunjukkan bahwa indeks teknis seperti daya dorong mesin turbin, ledakan, kontrol navigasi rudal, dan akurasi akhir oleh mode terpandu gabungan memenuhi persyaratan desain. Secara keseluruhan, efisiensi dan kepraktisan operasi sistem senjata dipastikan sangat baik.

Ikuti Whatsapp Channel Republika