Selasa 14 Sep 2021 11:32 WIB

BPS Jadi Ajang Taaruf Pelaku Usaha dan Pembiayaan Syariah

BI menyebut ada gap antara pelaku usaha Islami dengan pembiayaan keuangan syariah

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Anwar Bashori menyebutkan masih ada jarak atau gap antara keuangan syariah dengan usaha syariah. Hal itu karena, masih terdapat usaha syariah yang berkembang namun belum dibiayai oleh keuangan syariah.
Foto: ROL/Fakhtar Khairon Lubis
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Anwar Bashori menyebutkan masih ada jarak atau gap antara keuangan syariah dengan usaha syariah. Hal itu karena, masih terdapat usaha syariah yang berkembang namun belum dibiayai oleh keuangan syariah.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Anwar Bashori menyebutkan masih ada jarak atau gap antara keuangan syariah dengan usaha syariah. Hal itu karena, masih terdapat usaha syariah yang berkembang namun belum dibiayai oleh keuangan syariah.

"Ini PR (Pekerjaan Rumah) kita bersama," ujarnya dalam dalam Kick Off Bulan Pembiayaan Syariah Road to 8th ISEF 2021 yang digelar secara virtual, Senin (13/9).

Ia menambahkan, kick off tersebut mendorong Bulan Pembiayaan Syariah sekaligus menjadi wadah perkenalan atau taaruf antara usaha syariah seperti pesantren dengan keuangan syariah. Hal itu dinilai bisa mengurangi gap antara usaha syariah dengan keuangan syariah.

Dirinya menyebutkan, ada beberapa peran ekonomi syariah dalam masa Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Di antaranya turut mengembangkan sektor pertanian dan industri halal yang masih tumbuh positif.

Anwar menegaskan, Indonesia berpotensi tumbuh pada dua sektor utama, pertama makanan halal dan kedua fashion. "Indonesia jadi pasar halal food terbesar di dunia, ini bisa subtitusi kurangi impor, lalu fashion dapat sampai dunia lain. Keduanya bisa bangun dengan ekosistem kita libatkan islamic social finance," kata dia.

Ia melanjutkan, pembiayaan syariah pun terus dikawal, sebab pada 2020 tetap tumbuh positif sebesar delapan persen disaat pembiayaan bank konvensional terkontraksi. Sukuk global Indonesia juga paling besar yakni mencapai 21 miliar dolar AS.

"Green sukuk ritel kalau kita amati, kita yakini ekonomi dan keuangan syariah resilience," ujarnya. Anwar mengatakan, BI akan mendorong berbagai kolaborasi, program, serta strategi pengembangan keuangan syariah agar benar-benar bisa berkiprah.

Dirinya mengungkapkan, puncak Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) akan diadakan pada 25 sampai 30 Oktober mendatang. Diharapkan, festival itu dapat menjadi business linkage."Seluruh stakeholder kita undang," kata Anwar. 

Dijelaskan, tahun ini ISEF kedelapan kalinya digelar sejak 2014. Pertama sampai kelima kali, ISEF diadakan di Surabaya dan masih terbatas. Pada gelaran keenam dan ketujuh, barulah ISEF terbuka dan menjadi agenda syariah terbesar di Indonesia. Dirinya berharap, puncak ISEF nanti dapat memberi maslahat sekaligus membantu pemerintah yang sedang berjuang memulihkan ekonomi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement