IHRAM.CO.ID, JENEWA -- Para negara donor telah menjanjikan dana lebih dari 1,1 miliar dolar AS untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan. Kemiskinan dan kelaparan telah meningkat di Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.
"Setelah puluhan tahun perang dan penderitaan, warga Afghanistan menghadapi mungkin saat yang paling berbahaya. Rakyat Afghanistan menghadapi kehancuran seluruh negara sekaligus," ujar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Guterres mengatakan, stok makanan di Afghanistan akan habis pada akhir bulan ini. Menurut laporan Program Pangan Dunia (WFP), 14 juta orang Afghanistan berada di ambang kelaparan.
Sejak Taliban kembali berkuasa, bantuan bernilai miliaran dolar untuk Afghanistan dihentikan karena antipati Barat dan ketidakpercayaan terhadap Taliban. Para donor memiliki kewajiban moral untuk terus membantu warga Afghanistan setelah keterlibatan mereka selama 20 tahun. Amerika Serikat (AS) menjanjikan 64 juta dolar AS untuk bantuan kemanusiaan di Afghanistan, sementara Norwegia menjanjikan 11,5 juta dolar AS.
Cina dan Pakistan telah bergerak lebih dahulu memberikan bantuan kemanusiaann kepada Afghanistan. Pekan lalu, Beijing menjanjikan pasokan makanan dan kesehatan senilai 31 juta dolar AS. Selain itu, Cina juga akan mengirim 3 juta vaksin Covid-19.
Sementara Pakistan mengirim makanan dan obat-obatan, sedangkan Iran telah mengirim bantuan melalui kargo udara.
Pakistan menyerukan agar aset Afghanistan di luar negeri segera dicairkan.
“Kesalahan masa lalu tidak boleh terulang. Rakyat Afghanistan tidak boleh ditinggalkan,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi, yang negaranya memiliki hubungan dekat dengan Taliban dan kemungkinan besar akan menanggung beban eksodus pengungsi.
Cina dan Rusia mengatakan beban utama untuk membantu Afghanistan keluar dari krisis harus berada di negara-negara Barat. “AS dan sekutunya memiliki kewajiban yang lebih besar untuk memberikan bantuan ekonomi, kemanusiaan, dan mata pencaharian,” kata Duta Besar China untuk PBB di Jenewa, Chen Xu.
Direktur Eksekutif WFP, David Beasley mengatakan, 40 persen panen gandum Afghanistan telah hilang, harga minyak goreng berlipat ganda, dan kebanyakan orang tidak memiliki cara untuk mendapatkan uang. Beasley mengatakan, krisis di Afghanistan akan semakin memburuk jika tidak segera ditangani.
“Empat belas juta orang menuju ambang kelaparan. Mereka tidak tahu besok mau makan apa. Jika kita tidak terlalu berhati-hati, kita bisa benar-benar masuk ke dalam jurang dalam kondisi bencana yang lebih buruk dari apa yang kita lihat sekarang," kata Beasley.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi memperingatkan bahwa, gelombang pengungsi skala besar akan segera terjadi. Dia memperkirakan lebih dari setengah juta orang Afghanistan telah mencari perlindungan di tempat lain tahun ini. Sementara, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, krisis kemanusiaan dan keamanan di Afghanistan akan memiliki implikasi langsung di seluruh dunia.
"Kita harus mengambil tindakan kolektif sekarang," ujar Cavusoglu.