Komentar baru-baru ini oleh mantan perdana menteri Inggris Tony Blair tentang ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh apa yang dia sebut sebagai Islamisme ke negara-negara Barat juga menunjukkan bahwa retorika reduktif tentang Muslim yang baik dan yang buruk masih menarik perhatian media berita.
Jika media ingin belajar sesuatu dari dua dekade perang melawan teror, maka perlu lebih memahami pelajaran yang diperlihatkan dengan kuat pada tragedi 9/11. Itu berarti menemukan cara untuk melaporkan peristiwa teroris yang tidak membuat sensasi atau melebih-lebihkan kekerasan teroris.
"Ini juga berarti menantang cara sederhana politisi untuk membingkai masalah dan mengkontekstualisasikan peristiwa saat itu terjadi. Dan, akhirnya, melibatkan pengenalan dan memerangi stereotip yang mengakar yang memisahkan kita dari mereka," ungkap Ahmad.