Selasa 14 Sep 2021 00:24 WIB

Tantangan Komunitas Muslim Amerika Usai tragedi 9/11

Muslim Amerika menghadapi kejahatan rasial yang melonjak dan pengawasan ilegal.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Umat Muslim di Amerika melaksanakan shalat Tarawih di Masjid King Fahd di Culver City, Los Angeles.
Foto: Reuters/Lucy Nicholson
Umat Muslim di Amerika melaksanakan shalat Tarawih di Masjid King Fahd di Culver City, Los Angeles.

IHRAM.CO.ID, Ossama Bahloul, seorang imam dan cendekiawan agama, pindah ke Tennessee, Nashville, AS, pada 2008, pada saat lebih banyak Muslim yang menetap di sana daripada sebelumnya. Namun, selama dekade terakhir masjidnya telah berulang kali dirusak dan dicat dengan kata-kata kotor seperti "Persetan dengan Allah."

Bacon (daging babi) mentah ditinggalkan di depan pintu masjid, dan sekali lagi di pegangan pintu depan, sebuah taktik fanatik anti-Muslim yang aneh namun gigih. Suatu ketika, kata Bahloul, kamera keamanan menangkap sekelompok pria yang berusaha menghancurkan masjid dengan pembakaran.

Baca Juga

Gesekan itu terjadi ketika seorang Muslim Amerika usai 9/11. Muslim Amerika menghadapi kejahatan rasial yang melonjak dan pengawasan ilegal yang luas dari pemerintah mereka sendiri, yang mengarah ke survei kontemporer yang menunjukkan mayoritas memandang AS sebagai musuh mereka.

Pada saat yang sama, komunitas dan kehidupan sipil mereka berkembang dengan pesat. Populasi Muslim Amerika sekarang mendekati 4 juta, kira-kira dua kali lipat sejak tragedi 9/11. Dengan itu muncul kebutuhan akan lebih banyak masjid dan meningkat menjadi hampir 3.000 pada 2020.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement