IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Kepala Pusat Kesehatan Haj Budi Sylvana berharap peserta pelatihan Training of Trainer (TOT) Manasik Kesehatan Haji dapat mengedukasi jamaah haji tentang pentingnya kesehatan haji. Dengan meningkatnya pengetahuan itu, jamaah haji dapat menjaga kesehatannya sejak masa tunggu di tanah air, Arab Saudi dan sampai kembalinya lagi dari ibadah haji.
"Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman maka jamaah haji mampu memelihara kesehatan dan mencegah risiko kesehatan secara mandiri," kata Budi Sylvana kepada peserta TOT Manasik Kesehatan Haji di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, Jawa Barat, Selasa (14/9).
Untuk itu Budi berharap dengan adanya pelatihan TOT ini dapat melahirkan trainer-trainer andal yang dapat mengajarkan dan mengubah pola pikir (mindset) jamaah haji. Untuk itu para trainer dituntut bagaimana caranya dapat mengedukasi jamaah menjaga kesehatan sejak dari Indonesia sampai Arab Saudi.
"Maka dari itu taglinenya educate, educate and educate," ujarnya.
Budi mengatakan, kunci keberhasilan dari manasik kesehatan haji ini adalah dengan educate yaitu dengan mendidik atau mengajarkan. Hasil dari edukasi manasik kesehatan haji harus dapat dilaksanakan oleh setiap jemaah haji.
"Bagaimana caranya agar educate itu bisa diserap oleh jamaah," katanya.
Untuk itu pentingnya merubah pola pikir, di mana para trainer harus menerapkan perubahan pola kesehatan dalam diri masing-masing. Seperti salah satunya harus melaksanakan olah raga pagi atau melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
"Maka apabila hal ini diterapkan oleh para trainer, maka jamaah haji pun harus diajarkan untuk menerapkan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari," katanya.
Menurutnya, dengan menerapkan Manasik Kesehatan Haji sejak dari Indonesia, Arab Saudi, dan kembali lagi ke Indonesia. Maka dari itu para trainer harus harus menjaga kesehatan para jamaah haji.
"Jangan sampai jatuh sakit, apabila sakit maka harus diobati dan tetap menjaga kesehatan," katanya.
Budi mengatakan, waktu tunggu berangkat haji sangat panjang di Indonesia. Dengan waktu panjang itu diharapkan jamaah haji dapat menjaga kesehatan, apabila ada penyakit komorbid (bawaan) maka harus dikontrol dan diobati.
"Dan konsultasikan dengan dokter ahli atau spesialis terkait," katanya.
Di sinilah kata Budi, pentingnya Manasik Kesehatan Haji disosialisasikan secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM), sehingga pengetahuan jamaah haji tentang manasik kesehatan haji meningkatkan.