Kamis 16 Sep 2021 06:07 WIB

Anadolu Agency: Intelijen Prancis Tahu Lafarge Mendanai ISI

Anadolu Agency peroleh dokumen buktikan intelijen Prancis tahu Lafarge mendanai ISIS

Dokumen yang menyebutkan perusahaan asal Prancis, Lafarge, terlibat dalam pendanaan terorisme.
Foto:

Intelijen Prancis tahu Lafarge sediakan semen untuk Daesh/ISIS

Rincian pengiriman semen ke organisasi teroris Daesh/ISIS dibahas dalam surat pada 1 September 2014 antara Veillard, direktur keamanan Lafarge, dan intelijen Kementerian Dalam Negeri Prancis.

Jelas bahwa negara Prancis mengetahui hubungan Lafarge dengan organisasi teroris, yang dapat disimpulkan dari pernyataan intelijen Prancis, di mana badan itu mengatakan, "Bisakah Anda memberikan rincian lebih lanjut tentang semen yang diberikan kepada Daesh?"

Beberapa dokumen yang dicapai oleh Anadolu Agency menunjukkan bahwa ada lebih dari 30 pertemuan antara Lafarge dan dinas intelijen domestik, asing, dan militer Prancis antara tahun 2013 dan 2014 saja.

Berkat semen yang dipasok dari perusahaan Prancis itu, Daesh/ISIS diketahui telah membangun benteng pertahanan dan jaringan terowongan melawan kekuatan Koalisi yang dipimpin oleh AS.

Lafarge sampaikan informasi lapangan kepada intelijen Prancis

Menanggapi informasi tersebut, Veillard memberikan kesaksian kepada polisi pada 30 November 2017.

Menurut rekaman pernyataan yang diakses oleh Anadolu Agency, dia mencoba membuktikan bahwa dia memberitahu pemerintah Prancis dan lembaga intelijen tentang semua yang pihaknya lakukan.

Informasi terkait pertemuan, kondisi lapangan, serta spekulasi yang didengar direktur keamanan ada di lampiran catatan pernyataan.

Veillard menyampaikan informasi lapangan terkait bentrokan dan keseimbangan militer antara kelompok bersenjata.

Sebuah catatan tulisan tangan oleh Veillard, yang dikirim ke intelijen asing Prancis juga disertakan dalam lampiran.

Nasib hukum

Laporan yang mengklaim bahwa Lafarge secara teratur mendanai Daesh/ISIS selama perang saudara Suriah muncul di Prancis pada 2016.

Menurut media Prancis, perusahaan itu juga memasok bahan bakar ke organisasi teror itu untuk melanjutkan aktivitasnya di wilayah Jalibiyah, Suriah.

Pada 2017, meski perusahaan tersebut mengakui telah melakukan pembayaran kepada kelompok-kelompok bersenjata di Suriah, perusahaan tersebut membantah tuduhan “keterlibatan dalam kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Setelah penyelidikan, delapan manajer, termasuk dua pejabat tinggi, dituduh mendanai terorisme dan berkerjasama melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Tuduhan "keterlibatan dalam kejahatan terhadap kemanusiaan" dijatuhkan pada November 2019.

 

Sebagai tanggapan, organisasi non-pemerintah membawa kasus ini ke Mahkamah Agung Prancis, yang menguatkan tuduhan terhadap Lafarge atas “pembiayaan terorisme”.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement