IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kaum muda di Inggris masih menjadi kelompok yang paling sedikit divaksinasi Covid-19. Sejauh ini, sekitar 70 persen kaum muda Inggris yang telah melakukan vaksinasi Covid-19.
Hal itu lantaran pandangan kaum muda yang percaya bahwa sistem kekebalan tubuh mereka cukup kuat untuk melawan virus corona tanpa bantuan seperti vaksin, sebagian lagi berpandangan bahwa vaksin Covid terlalu terburu-buru. Sementara itu, anak-anak dan remaja umumnya menggunakan media sosial untuk sekedar seru-seruan, berbagi minat, mengeksplorasi identitas, dan bahkan berbagi kekhawatiran mereka tentang vaksin Covid-19.
Seperti diketahui, mitos-mitos tentang vaksin juga marak beredar di media sosial. Karena itulah, untuk menghilangkan mitos tersebut, dua dokter Muslim di Inggris menggunakan media sosial, terutama Tiktok, untuk menjangkau anak muda.
Ahli bedah umum pada Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, Amalina Bakri, mengatakan bahwa media sosial adalah bagian besar dari kehidupan masyarakat, terutama bagi kaum muda, sehingga mereka lebih rentan terhadap informasi yang keliru.
"Ketika saya berbicara dengan beberapa orang ini, generasi muda, dan menanyakan alasan mengapa mereka ragu-ragu, itu karena mereka menerima pesan melalui internet atau WhatsApp dan pesan berantai, dan bahkan di TikTok tentang vaksin," kata Bakri seperti dilaporkan Unilad, dilansir di laman About Islam, Kamis (16/9).
Dr. Bakri adalah salah satu pakar perawatan kesehatan Gen Z. Sebelum pandemi, dia terkenal karena pekerjaannya membongkar produk kesehatan pseudoscientific (pseudosains/ilmu semu) yang diendors selebriti. Selama 9 bulan terakhir, dia telah menghilangkan aliran mitos dan teori konspirasi yang tampaknya tak ada habisnya tentang vaksin Covid-19.
"Biasanya yang paling berhasil adalah mendengarkan kekhawatiran orang. Saya biasanya melakukan sesi tanya jawab langsung di Instagram, TikTok langsung atau menjawab pertanyaan di Twitter, untuk menyediakan platform di mana publik dapat mengajukan pertanyaan," ujarnya.
Dr Bakri bekerja dengan Dr. Bnar Talabani, spesialis transplantasi ginjal dan ilmuwan imunologi dari Wales, dan 75 profesional medis di bawah payung kampanye 'Team Halo' Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menggunakan TikTok dan Instagram untuk memerangi kesalahan informasi vaksin.
"Pada dasarnya saya hanya fokus mengomunikasikan dan menjelaskan sains dengan kedokteran berbasis bukti, membuat video pendek menyenangkan dan sederhana yang mudah didengar orang, mudah dipahami dan tidak terlalu rumit," kata Dr. Talabani yang merupakan anggota Muslim Doctors Cymru.
Sejauh ini, karyanya telah berhasil mengubah pikiran dari banyak anak muda yang skeptis. Ia mengaku senang ketika bisa berbicara dengan seseorang dan mengatakan bahwa ia tidak akan memberi tahu apa yang harus dilakukan, tetapi ia akan memberi bukti dan sains, sehingga orang tersebut dapat memutuskan sendiri.
"Banyak orang tidak mengharapkan tanggapan, tetapi ketika saya mengatakan saya akan mengembalikan lagi kepada Anda, saya bersungguh-sungguh," tambahnya.
Dalam haditsnya, Nabi Muhammad Saw sendiri telah menyerukan umat Islam untuk mencari pengobatan medis. Hal demikian sebagaimana bunyi sebuah hadits. "Manfaatkan pengobatan medis, sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit melainkan menciptakan juga obat untuknya" (HR. Abu Daud).
KOmunitas Muslim di Inggris juga turun serta dalam upaya Vaksinasi Covid-19. Selama beberapa bulan terakhir, sejumlah masjid di negara itu membuka pusat vaksin, di samping terus berupaya melawan informasi yang keliru tanpa vaksin. Pada Juni 2021, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock memuji komunitas Muslim atas upayanya dalam gerakan vaksinasi Covid-19.