Selama tahun berikutnya, banyak orang dilecehkan, diikuti, dan dipukuli di seluruh Amerika Serikat hanya karena terlihat Muslim. Seorang pria tua ditembak mati di depan kantor Detroit tempat Nargis bekerja sebagai resepsionis sepulang sekolah. Bosnya memberi tahu, "Jaga pintu selalu terkunci. Kami tidak ingin ada yang menembak wajah mungilmu yang cantik."
Saat itu Nargis sangat ketakutan. Sebagai seorang wanita Muslim dia harus menjadi panutan yang baik untuk dirinya dan orang lain.
"Saya telah pindah ke Michigan dari Temple Terrace, Florida, di mana saya menjadi satu-satunya muslimah berhijab di sekolah menengah saya. Sekarang, saya beruntung tinggal di Detroit metropolitan, rumah bagi salah satu konsentrasi Muslim Amerika terbesar di Amerika Serikat. Wanita berhijab ada di mana-mana, menjalankan kebebasan beragama mereka, dan saya bisa berbaur," katanya.
Lambat-laun barulah Nargis mengerti bahwa pada saat tertentu dia sedang diawasi dan dinilai sebagai Muslim. Itu membuatnya berpikir tentang semua yang dia lakukan, mulai dari cara berpakaian, hingga kegiatan yang diikuti, dan bahkan apa yang dimasukkan dalam resume miliknya.