Jumat 17 Sep 2021 17:23 WIB

Asmah Syahruni Muslimah Penggerak Perubahan (I)

Asmah aktif dalam kegiatan di majelis-majelis ilmu.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Muslimat NU

Pertentangan tersebut membuat bapaknya meminta As mah agar berhenti sekolah selama dua tahun. Namun, anak perempuan yang cerdas ini tak menyerah. Dia pun berhasil menyelesaikan pendidikannya di SR tersebut bersama dengan lima kawannya sesama perempuan dari total 25 orang murid.

Sikap kolot yang sempat ditunjukkan ayahnya sebenarnya bertolak belakang dengan fakta yang ada. Sebab, ketika Asmah masih di sekolah dasar, bibinya sudah menjadi guru. 

Seiring waktu, Asmah kecil pun menyadari, bibinya itu merupakan seorang nasionalis tulen. Sang bibi mengajarkan kepadanya syair dan petuah-petuah yang mengandung pesan perjuang an merebut kemerdekaan Indonesia.

Syair yang diajarkan itu berjudul Di Timur Matahari. Bunyinya: Di Timur Matahari, mulai bercahaya, bangun dan berdiri kawan semua, marilah mengatur barisan kita, pemudapemudi Indonesia.

Bisa dikatakan, dorongan rasa cinta Tanah Air Asmah dapatkan pertama kali dari bibinya itu. Setelah Asmah akhirnya menjadi guru, ia sama seperti sang bibi. Keduanya terus menyebarkan ilmu pengetahuan khu susnya kepada para perempuan yang tak dapat mengeyam pendidikan sekolah.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement