IHRAM.CO.ID, AMSTERDAM -- Sebuah monumen yang mencantumkan 102.163 nama korban Holokaus (Holocaust) Belanda diresmikan oleh Raja Willem-Alexander di Amsterdam pada Ahad (19/9). Bangunan merupakan monumen Holokaus nasional pertama yang dibangun di Belanda. Holokaus atau Holocaust adalah pembantaian massal terhadap orang-orang Yahudi Eropa selama Perang Dunia II.
Monumen yang dirancang oleh Daniel Libeskind (75 tahun) itu terletak di pusat ibu kota Belanda itu dan merupakan suatu labirin dinding bata yang, jika dilihat dari atas, membentuk huruf Ibrani bertuliskan "untuk mengenang".
Libeskind kehilangan sejumlah kerabatnya dalam peristiwa Holokaus. Setiap batu monumen itu bertuliskan nama orang Yahudi, orang Rom, atau orang Sinti yang dideportasi dari Belanda dan meninggal di kamp konsentrasi Nazi selama Perang Dunia II. Sinti merupakan subkelompok orang Rom (suku Romani) di Eropa Tengah.
Monumen yang baru diresmikan itu adalah monumen peringatan pertama untuk mengenang semua korban Holokaus dari seluruh Belanda dengan dipusatkan di satu tempat.
"Ini memberi perasaan bahwa mereka pernah benar-benar ada," kata Hetty de Roode, yakni seorang Yahudi yang orang tua dan semua saudara laki-laki dan perempuannya meninggal di kamp konsentrasi Nazi.
De Roode, yang menghadiri peresmian monumen itu, selamat dari kekejaman Nazi dengan bersembunyi bersama sebuah keluarga di utara Belanda. Sebagian besar penduduk Yahudi di Belanda dideportasi selama pendudukan Jerman.
"Ini adalah lembaran hitam dalam sejarah negara kita. Ini memaksa kita untuk mempertanyakan apakah ada lebih banyak upaya yang harus dilakukan untuk mencegahnya dan untuk menyadari bahwa bahkan sekarang ini sikap anti-Semitisme masih ada," kata Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.
Libeskind, yang adalah juga arsitek bangunan peringatan Ground Zero di New York (tempat serangan 11 September 2001), mengungkapkan bahwa peresmian monumen Holokaus, di ibu kota Belanda, adalah momen yang luar biasa baginya.
"Ini adalah peringatan bagi kita semua mengenai apa yang bisa terjadi dalam suatu masyarakat yang disebut beradab," katanya.
Pembangunan tugu peringatan Holokaus tersebut sebelumnya mengalami penundaan selama bertahun-tahun, di tengah perselisihan tentang di mana monumen itu harus dibangun, biayanya, dan desainnya. Pendirian monumen senilai 15 juta euro itu (sekitar Rp250,88 miliar) didanai dari sumbangan pribadi serta dari pemerintah kota Amsterdam dan kotamadya lainnya.