IHRAM.CO.ID, AGH Muhammad Thahir merupakan seorang ulama besar dalam sejarah syiar Islam di Sulawesi, khususnya Tanah Mandar. Imam Lapeo, begitu julukannya, menerapkan dakwah dengan tiga cara, yakni pernikahan, pendidikan, dan tasawuf. Hingga akhir usianya, ia tercatat pernah menikah sebanyak enam kali.
Yang menjadi istri-istrinya ialah para putri sejumlah tokoh masyarakat daerah yang pernah dikunjunginya. Dengan ikatan perkawinan itu, Imam Lapeo pun terikat dengan komunitas Muslim lokal tempat masing-masing istrinya berasal. Anakanaknya pun tumbuh menjadi generasi yang turut mencerahkan tradisi keislaman setempat.
Setidaknya, ada empat istrinya yang merupakan keturunan tokoh, yaitu Rugayyah, Siti Halifah, Siti Hadijah, dan Siti Attariyah. Adapun dalam pernikahannya yang kelima, ia mempersunting seorang putri yang bernama Syarif Hidah. Namun, dari istrinya yang ini, Imam Lapeo tidak dikaruniai keturunan. Terakhir, Imam Lapeo menikah lagi dengan seorang putri keturunan Raja Mamuju, Siti Amirah.
Keduanya dikarunia empat orang anak. Selain menggunakan strategi pernikahan, Imam Lapeo juga melakukan penyebaran Islam lewat pendidikan. Hal ini dapat dilihat melalui kegiatannya. Di rumahnya, ia menggelar majelis ilmu. Banyak santri berdatangan tidak hanya dari Mandar, tetapi juga daerah-daerah sekitar.