IHRAM.CO.ID, KABUL -- Salon kecantikan di Afghanistan mengeluhkan sepi pengunjung.
“Sampai dua bulan yang lalu, banyak pengantin yang biasa duduk di meja ini (untuk rias) dan di sini sangat ramai. Tapi seperti yang Anda lihat, sekarang tidak ada (wanita) yang meninggalkan rumah mereka karena takut, dan mereka tidak mau pergi ke salon kecantikan,” kata Fatema Aaraa, seorang penata rias dan pemilik salon kecantikan di sebuah kota di Afghanistan saat diwawancara Reuters, Ahad (19/9).
Menurut Aaraa, banyak wanita di Afghanistan masih “trauma” pada pemerintahan Taliban. Mereka takut Taliban menerapkan hukum atau peraturan serupa ketika mereka menguasai Afghanistan pada 1996-2001. “Wanita gemetar dan takut Taliban akan memasuki salon kecantikan dan mengatakan mengapa Anda dalam bentuk seperti ini? Mengapa Anda melakukan make-up? Atau, ini adalah tempat non-Islam. Secara umum, orang takut,” ucapnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah papan nama salon kecantikan di Kabul, yang biasanya menampilkan wanita dan pengantin dengan riasan, telah disemprot menggunakan pilok atau cat berwarna hitam dan putih. Tujuannya adalah agar wajah para model tertutupi.
Saat Taliban memerintah Afghanistan pada 1996-2001, wanita wajib mengenakan penutup wajah atau burka. Mereka yang melanggar peraturan itu terkadang mengalami penghinaan atau bahkan pemukulan di depan umum oleh polisi agama.