IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkomitmen dalam pengembangan riset dan inovasi industri halal Indonesia. Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menjelaskan bahwa dukungan riset sangat vital dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Ia mengatakan, BRIN telah aktif dalam pengembangan R&D bahan substitusi non-halal dan autentikasi halal. Program ini perlu mempertimbangkan standar nilai halal yang baku, hingga mencakup aspek molekuler. Terkait hal strategis ini, juga perlu dilakukan koordinasi yang kuat dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN).
"BRIN juga telah melakukan investasi menggunakan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam mendirikan Pusat Sains dan Teknologi Pangan di Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta, dimana Pusat Halal dialokasikan di pusat tersebut," katanya dalam Webinar Nasional Riset Sains Halal & Inovasi Produk Halal Nasional pada Selasa (21/9).
Berbagai stakeholder, diantaranya perguruan tinggi dan pelaku industri, dapat bekerja sama dan berkoordinasi serta memanfaatkan fasilitas laboratorium halal di pusat tersebut. Seperti melakukan kegiatan riset dan pengembangan bidang sains halal serta teknologi dan inovasi produk halal, dalam rangka mendukung industri halal nasional.
Handoko memastikan BRIN telah berkomitmen untuk mendukung penuh ekosistem syariah Indonesia, khususnya di sisi R&D. Adapun bentuk dukungan konkret riset ekonomi Syariah, yaitu mencakup bagaimana menciptakan atau mengubah proses bisnis dalam rangka meningkatkan daya tarik dari produk-produk ekonomi dan keuangan Syariah.
Selain itu, cara agar riset dapat mengembangkan teknologi untuk memastikan kehalalan produk dan standar nilai halal. Serta mengembangkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dalam melakukan kegiatan R&D dan inovasi.