Selasa 21 Sep 2021 22:26 WIB

KH Muhammad Nawawi Riwayat Pejuang dari Mojokerto (III)

Kontribusi KH Muhammad Nawawi dalam perjuangan kedaulatan Indonesia sangat besar.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Bendera Indonesia

KH Nawawi telah memperlihatkan kepemimpinannya saat terlibat langsung dalam pertempuran melawan tentara Belanda di garis depan. Hingga akhirnya ia gugur sebagai seorang syuhada yang membela agama dan negara pada 22 Agustus 1946. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, dirinya sedang mengikuti pertempuran di Desa Plumbungan, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo.

Sebelum pasukan Hizbullah membawa jenazah Kiai Nawawi, para pasukan Hizbullah langsung menghabisi tentara Belanda. Kemudian, para pasukan Hizbullah langsung mem bawa jenazah Kiai Nawawi menjauhi daerah pertempuran di sekitar jembatan Sukodono.

Setelah Kiai Nawawi gugur dalam medan pertempuran, kepemimpinannya digantikan oleh KH Achyat Chalimi. Pada saat itu Kiai Achyat beserta para pasukan Hizbullah masih tetap mengikuti pertempuran yang sengit. 

Pada akhir September 1945, kembali terjadi pertempuran sengit di wilayah Krian. Dan kemudian pada 5 November 1945 Belanda berhasil merebut Krian, tetapi dalam beberapa waktu pasukan Hizbullah berhasil merebutnya kembali.

 

Untuk menghormati dan mengenangnya, Pemerintah Kota Mojokerto menamakan sebuah jalan raya dengan namanya. Jalan Kiai Nawawi hingga kini menghubungkan antara Jalan Residen Pamuji dengan Jalan Bhayangkara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement