IHRAM.CO.ID, KABUL -- Pemerintahan Taliban mengatakan tidak ada bukti para petempur ISIS atau Alqaidah berada di Afghanistan, Selasa (21/9). Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah ISIS menyatakan diri sebagai pelaku serangkaian serangan bom di kota wilayah timur, Jalalabad.
Sejak menggulingkan pemerintahan Afghanistan dukungan negara-negara Barat pada Agustus, Taliban menghadapi tekanan masyarakat internasional untuk memutuskan hubungan dengan Alqaidah. Alqaidah adalah kelompok yang berada di balik serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Taliban saat ini juga terpaksa menghadapi serentetan serangan, yang dinyatakan dilakukan oleh sebuah cabang ISIS. Taliban dan kelompok itu selama beberapa tahun terlibat konflik soal ekonomi dan ideologi.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah tuduhan Alqaidah masih berada di Afghanistan. Ia mengulang janji Taliban bahwa negara-negara ketiga tidak akan mengalami serangan oleh gerakan militan dari Afghanistan.
"Kami tidak melihat ada seorang pun di Afghanistan yang punya kaitan dengan Alqaidah. Kami berkomitmen pada fakta, bahwa dari Afghanistan, tidak ada negara yang menghadapi bahaya," kata Mujahid saat konferensi pers di Kabul.
Taliban didepak dari kekuasaan oleh pasukan asing pimpinan AS pada 2001 setelah mereka menolak menyerahkan pemimpin-pemimpin Alqaidah yang harus bertanggung jawab atas serangan 11 September. Taliban kembali menguasai Kabul pada Agustus setelah AS mengumumkan akan menarik pulang pasukannya menyusul keruntuhan pemerintah dan militer dukungan AS.
Cabang ISIS di Afghanistan, yang dikenal sebagai ISIS-K, pertama kali muncul di Afghanistan timur pada 2014. Kelompok itu kemudian merangsek ke wilayah-wilayah lainnya, terutama di kawasan utara.
Beberapa tahun lalu, militer AS menyebutkan kelompok tersebut memiliki sekitar 2.000 petempur. Namun, beberapa pejabat Afghanistan memperkirakan jumlahnya lebih tinggi dari itu.
ISIS-K menyatakan bertanggung jawab atas serentetan serangan bom di Kota Jalalabad di Afghanistan pada akhir pekan lalu. Kelompok tersebut juga menyatakan diri sebagai pelaku pengeboman bunuh diri di bandara Kabul pada Agustus.
Serangan di bandara itu menewaskan 13 tentara AS serta puluhan warga sipil Afghanistan, yang sedang berkerumun di luar tembok bandara. "ISIS yang berada di Irak dan Suriah, di sini tidak ada. Tapi, beberapa orang yang mungkin adalah warga Afghanistan bisa saja sudah menganut mental ISIS, fenomena yang tidak didukung masyarakat. Pasukan keamanan Emirat Islam siap dan akan menghentikan mereka," katanya.