IHRAM.CO.ID, Citra Umar bin Khattab sebagai pribadi yang tegas dan keras sempat dikhawatirkan umat Islam ketika menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah. Umar pun menyadari hal tersebut.
Seperti yang dikisahkan dalam buku 150 kisah Umar bin Khattab oleh Ahmad Abdul Al-Thahthawi sebagai berikut:
Diriwayatkan dari Sa‘id ibn Al-Musayyib, Umar naik ke atas mimbar Rasulullah SAW dan berpidato, Dia berkata, ‘Wahai sekalian manusia, telah sampai kepadaku bahwa kalian merasa takut kepadaku, maka dengarkanlah apa yang kukatakan,” katanya.
“Saat bersama Rasulullah SAW, aku adalah budak dan pelayannya. Beliau adalah orang yang paling lembut dan halus, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah At-Taubah 128, Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin,”
“Maka, aku letakkan sifat kerasku pada kelembutan Nabi SAW. Hingga aku menjadi pedang yang terhunus di hadapan beliau. Jika berkehendak, beliau akan menyarungkanku. Jika berkehendak, beliau akan membiarkanku, kemudian aku akan melakukan apa yang beliau inginkan. Selama hidup bersama Rasulullah SAW, aku tetap berniat begitu, hingga Allah mewafatkan beliau dan beliau ridha terhadapku. Aku banyak bersyukur kepada Allah atas hal itu, dan karenanya aku berbahagia,” ucapnya.
“Kemudian diangkatlah Abu Bakar, dan aku yang menjadi pembantunya. Dia sosok yang lembut seperti Rasulullah SAW. Sifat kerasku kucampurkan dengan sifat lembutnya, dan kujadikan diriku pedang yang terhunus di hadapannya. Jika berkehendak, dia akan menyarungkanku. Jika berkehendak, dia akan membiarkanku berlalu. Aku tetap bersamanya hingga Allah mewafatkannya, dan dia ridha terhadapku. Aku sangat bersyukur kepada Allah, dan karenanya aku berbahagia,” katanya.