Kamis 23 Sep 2021 18:44 WIB

Pidato Umar bin Khattab yang Menenangkan Rakyatnya

Umar bin Khattab RA terpilih menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar.

Rep: Alkhaledi Kurnialam / Red: Agung Sasongko
Kubah hijau di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi menjadi tanda di bawahnya terdapat makam Rasulullah saw dan dua sahabat mulia, Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Foto: Karta Raharja Ucu/Republika.co.id
Kubah hijau di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi menjadi tanda di bawahnya terdapat makam Rasulullah saw dan dua sahabat mulia, Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

IHRAM.CO.ID, Citra Umar bin Khattab sebagai pribadi yang tegas dan keras  sempat dikhawatirkan umat Islam ketika menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah. Umar pun menyadari hal tersebut. 

 

Baca Juga

Seperti yang dikisahkan dalam buku 150 kisah Umar bin Khattab oleh Ahmad Abdul Al-Thahthawi sebagai berikut:

Diriwayatkan dari Sa‘id ibn Al-Musayyib, Umar naik ke atas mimbar Rasulullah SAW dan berpidato, Dia berkata, ‘Wahai sekalian manusia, telah sampai kepadaku bahwa kalian merasa takut kepadaku, maka dengarkanlah apa yang kukatakan,” katanya. 

 

“Saat bersama Rasulullah SAW, aku adalah budak dan pelayannya. Beliau adalah orang yang paling lembut dan halus, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah At-Taubah 128, Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin,” 

“Maka, aku letakkan sifat kerasku pada kelembutan Nabi SAW.  Hingga aku menjadi pedang yang terhunus di hadapan beliau. Jika berkehendak, beliau akan menyarungkanku. Jika berkehendak, beliau akan membiarkanku, kemudian aku akan melakukan apa yang beliau inginkan. Selama hidup bersama Rasulullah SAW, aku tetap berniat begitu, hingga Allah mewafatkan beliau dan beliau ridha terhadapku. Aku banyak bersyukur kepada Allah atas hal itu, dan karenanya aku berbahagia,” ucapnya. 

“Kemudian diangkatlah Abu Bakar, dan aku yang menjadi pembantunya. Dia sosok yang lembut seperti Rasulullah SAW. Sifat kerasku kucampurkan dengan sifat lembutnya, dan kujadikan diriku pedang yang terhunus di hadapannya. Jika berkehendak, dia akan menyarungkanku. Jika berkehendak, dia akan membiarkanku berlalu. Aku tetap bersamanya hingga Allah mewafatkannya, dan dia ridha terhadapku. Aku sangat bersyukur kepada Allah, dan karenanya aku berbahagia,” katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement