Senin 27 Sep 2021 21:45 WIB

KH Abul Fadhol Senori Teladan Alim dari Tuban (II)

Begitu menjadi warga Tuban, Kiai Abul Fadhol mengadakan majelis taklim.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto:

Sebagai sumber nafkahnya, Mbah Fadhol berdagang banyak komoditas, mulai dari jagung, minyak wangi, hingga barang-barang elektronik. Pekerjaannya itu dilakukan tanpa mengganggu fokusnya sendiri dalam berdakwah dan menyebarkan ilmu-ilmu agama di Darul Ulum. Bahkan, tidak sedikit dari penghasilannya itu yang kemu dian ditabung. Sedikit demi sedikit, terkumpullah dana untuk kepentingan mengembangkan pesan tren.

Selama masa-masa pertama diasuh Mbah Fadhol, Pesantren Darul Ulum bisa dikatakan dalam tahap awal. Kebanyakan murid yang belajar di sana adalah santri kalong. Mereka hanya mengaji kepadanya, tanpa menginap di asrama.Barulah pada era 1990-an, Darul Ulum menerapkan peraturan yang lebih ketat. Ada lebih banyak pula kegiatan yang diselenggarakan.

Salah seorang murid Mbah Fadhol ialah KH Maimun Zubair. Sosok yang kini akrab disebut Mbah Moen itu bahkan sudah menjadi pengikutnya sejak Darul Ulum belum berdiri. Tokoh Pondok Pesantren al-Anwar Sarang itu rutin mengikuti pengajian di rumah Mbah Fadhol.Metode yang dilaluinya ialah sistem sorogan, baik sebelum maupun sesudah pesantren di Senori terbentuk.

Sebagai seorang pengasuh pesantren, Mbah Fadhol juga memberikan dampak yang sangat baik di tengah masyarakat. Siapa pun yang ingin belajar mengaji di Darul Ulum tidak akan dipungut biaya.Dengan begitu, pihak orang tua dari para santri tidak akan terbebani finansialnya. Ia pun kerap mengadakan pengajian untuk masyarakat umum, khususnya tiap malam Selasa. Beberapa materi yang diajarkannya ialah kitab Ihya Ulum ad-Din karya Imam al-Ghazali. 

 

Tidak hanya mengabdi lewat pesantren, Mbah Fadhol juga menjalani aktivas dakwahnya lewat organisasi keagamaan. Ia adalah seorang kiai yang sangat aktif dalam NU. Selama di jam'iyahini, dirinya pernah mengemban amanah sebagai rais syuriah NU Cabang Tuban. Tidak hanya itu, saat usianya sudah sepuh, posisi mustasyar NU pernah diisinya. Itu berlangsung hingga sang alim meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement