IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Kolumnis untuk Daily Maverick, J Brooks Spector, dalam tulisannya mengulas soal faktor yang menyebabkan terjadi Islamofobia di Amerika Serikat. Dia mengawalinya dengan menceritakan ketika dirinya melayani salah satu tugas tur berkala selama beberapa tahun di Washington, pada seperempat abad yang lalu.
"Salah satu tugas saya adalah mengawasi siaran berita dan fitur Voice of America ke Asia Tenggara, khususnya ke Indonesia dan kepada pendengar di Malaysia dan Singapura bagi mereka yang mengikuti siaran bahasa Indonesia kami," jelasnya.
Indonesia, tentu saja, adalah negara berpenduduk terbesar di dunia, berpenduduk mayoritas Muslim, dan tradisi keagamaan bagi ratusan juta Muslim Indonesia yang terbentang hingga abad ke-14. Brooks memandang, tidak seperti banyak tempat lain, cara hidup dan beragama Muslim Indonesia sebagian besar karena melalui penyebaran secara damai setelah adanya kontak dengan para penganut seperti guru dan pedagang, bukan melalui penaklukan.
Dalam gema perubahan besar yang terjadi dalam masyarakat Amerika, menurut dia, semakin banyak penjara yang memanfaatkan layanan guru spiritual bagi Muslim. Selain itu, administrator penjara pada umumnya menerima upaya para pengkhotbah Muslim untuk memberi nasihat kepada tahanan lainnya.
"Suatu ketika, seorang pendeta Muslim, datang atas izin Angkatan Darat AS. Seperti kebanyakan lembaga militer, militer AS selalu memiliki pendeta untuk memberikan dukungan agama dan moral kepada personel militer dan keluarga mereka. Secara tradisional, tentu saja, korps pendeta berasal dari berbagai denominasi Kristen, tetapi ada juga pendeta Yahudi,"kata dia.