Selasa 28 Sep 2021 22:00 WIB

KH Mandhur Ulama Pejuang dari Temanggung (II)

KH Mandhur hadir dalam pembentukan Barisan Bambu Runcing

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Kota Temanggung
Foto:

Pengaruh doa dari para kiai Bambu Runcing menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemuda untuk datang ke Parakan. Kereta api luar biasa (KLB) jurusan Parakan bahkan penuh sesak oleh para laskar. Mereka ingin meminta doa dan wejangan dari para kiai setempat.

Dengan begitu, KH Mandhur bersama para kiai lainnya menjadi sibuk. Pada saat itu, pemberian doa dan wejangan dibagi beberapa tempat yang mana masing- masing dipimpin oleh KH Mandhur, KH Ali, KH Nawawi, dan pemimpin Barisan Bambu Runcing, yaitu KH Subkhi. Salah seorang peserta yang datang ke Parakan ialah Sudirman. Pria ini di kemudian hari menjadi jenderal besar TNI. 

Kemudian, KH Mandhur yang melihat hal itu menyuruh KH Saifuddin Zuhri untuk melihat dari dekat kegiatan gemblengan yang dilakukan Barisan Bambu Runcing. Karena, KH Mandhur merasa khawatir akan adanya fitnah oleh orang-orang yang tidak menyukai dan tidak mendukungnya.

Di waktu lain, Kota Parakan juga pernah kedatangan tiga tokoh yang sangat berpengaruh terhadap kemerdekaan Indonesia, yaitu KH A Wahid Hasyim, KH Masykur dan KH Zaenul Arifin. Para tokoh tersebut didampingi oleh KH Saifuddin Zuhri untuk bertemu dengan KH Subkhi.

Setelah KH Wahid Hasyim meninggalkan Kota Parakan, KH Mandhur yang waktu itu menjadi pemimpin Sabilillah tetap berada di Parakan untuk memusyawarahkan tentang hari-hari mendatang bagi Parakan. KH Saifuddin Zuhri kemudian mengusulkan bahwa penyepuhan tidak harus dilakukan oleh KH Subkhi dikarenakan umurnya yang sudah 90 tahun lebih.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement