IHRAM.CO.ID, ERBIL -- Perdana Menteri Wilayah Kurdistan, Masrour Barzani, menyatakan bahwa ulama atau cendekiawan Islam memiliki peran penting dalam mempromosikan koeksistensi atau hidup berdampingan secara damai. Hal itu disampaikannya saat menerima anggota terkemuka dari Persatuan Cendekiawan Islam Kurdistan pada Rabu (29/9).
Dilansir di Kurdistan24, Kamis (30/9), Barzani memuji peran yang dimainkan para cendekiawan Islam dalam memerangi ideologi ekstremis dan mempromosikan toleransi dan koeksistensi damai di antara berbagai komponen masyarakat di Wilayah Kurdistan.
Ketua badan keagamaan tersebut, Mullah Abdullah Waisi, memuji agenda reformasi pemerintah dan menyatakan dukungan lembaga ini untuk upaya reformasi memerangi korupsi dan meningkatkan kehidupan rakyat Kurdistan.
Kurdistan memiliki sejarah panjang koeksistensi dan toleransi beragama yang tidak terlihat di bagian lain di wilayah yang lebih luas. Orang Kurdi sendiri menganut agama yang berbeda.
Orang-orang yang menganut kepercayaan yang berbeda sering tinggal di desa atau kota yang sama, dan toleransi beragama mengakar kuat di negara ini.
Secara historis, orang Kurdi telah mengikuti banyak agama, dari Mithraisme di era Kekaisaran Romawi hingga kepercayaan Zoroaster kuno, agama Yezidi, Yarsanisme, Yudaisme, Kristen, dan berbagai sekte Islam, termasuk kepercayaan Bahai muda.