Untuk mencapai titik ini di Cambridge, dengan tradisi ekspresi struktural yang terkenal di dunia dalam arsitektur religius, adalah pencapaian yang luar biasa. 

Proyek ini melibatkan berbagai metode konstruksi yang sangat kompleks. Fitur yang menentukan adalah kerangka kayu glulamnya yang rumit, terdiri dari 30 struktur seperti 'pohon' yang saling berhubungan. Setiap 'pohon' dibentuk oleh 16 anggota kayu yang terjalin, geometri yang memberikan kekuatan bingkai.

Bangunan tersebut memiliki sejumlah fasilitas umum, di antaranya kafe, kantor, properti tempat tinggal untuk Imam dan keluarganya, akomodasi siswa yang terpisah, kamar mayat, tempat parkir bawah tanah untuk 80 mobil dan fasilitas Masjid di atasnya.

Gilbert-Ash memiliki tiga proyek terpilih untuk hadiah bergengsi sebelum Cambridge Central Mosque. Proyek-proyek yang dimaksud adalah Lyric Theatre pada 2012, Giant's Causeway Visitor's Center pada 2013 dan Everyman Theatre, yang kemudian memenangkan Stirling Prize 2014.

“Kami senang melihat Cambridge Central Mosque masuk dalam daftar untuk penghargaan paling bergengsi ini. Ini adalah bangunan yang unik dalam banyak hal, dengan perhatian rumit dan luar biasa terhadap detail, yang tidak hanya terlihat bagus tetapi juga mendukung ambisi mencapai kelestarian lingkungan,” kata direktur pelaksana Gilbert-Ash, Ray Hutchinson.

Ikuti Whatsapp Channel Republika