Pengaruh China pada seni Timur Islam dicontohkan dalam tema pertempuran antara binatang-binatang fantastik. Seekor hewan chimerical berapi-api yang dikenal sebagai 'qilin' adalah contoh khasnya, yang ditemukan dalam ilustrasi dan brokat di seluruh pameran.
Pada gilirannya, ketika perdagangan antara China dan kekaisaran Ottoman meningkat, para seniman menjadi terinspirasi oleh keramik dan tekstil Cina. Mereka pun berupaya menggabungkan praktik artistiknya dengan bahan-bahan yang ada.
'Naga dan Phoenix' juga mengeksplorasi hubungan antara kaligrafi China dan tulisan Arab dari Alquran. Ada panel dengan puisi penyair Persia abad ke-14 Hafez yang ditulis dalam kaligrafi China, serta Alquran abad ke-17 yang ditulis oleh penyalin China anonim.
"Seni menulis adalah sesuatu yang dimiliki bersama antara dua peradaban. Penggunaan kaligrafi sebagai seni hampir menghilang dari Dunia Barat, setelah meningkatnya penggunaan teknik cetak. Tapi hal ini tetap menjadi bentuk utama seni di peradaban China dan Islam," kata Andre.
Pameran ini mengakhiri perjalanannya pada abad ke-18, ketika pengaruh budaya dan ekonomi Eropa mulai membayangi. Pada saat itu, para penjelajah Barat telah memantapkan posisinya yang semakin penting dalam jalur perdagangan regional, bahkan antara dunia China dan Islam di dunia Timur.