Senin 11 Oct 2021 06:10 WIB

Begini Cara Masjid Georgia Tengah Satukan Masyarakat

Pada 1980-an di Georgia Tengah, umat Islam membutuhkan tempat untuk sholat.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Muslim Amerika

Setelah beberapa keluarga bertanya tentang sebuah bangunan untuk ibadah, ayah Saleem menawarkan rumahnya sebagai tempat ibadah, sampai bangunan baru diperoleh. Meskipun masih kecil, Saleem ingat bermain dan mempraktikkan tradisi Islam, maupun makanannya.

“Kami berbagi budaya. Mereka memasak makanan mereka, seperti nasi dan daging kambing atau domba, dan kami memasak apa yang kami tahu, ayam goreng, makaroni, dan keju. Saya ingat sebagian besar bahwa itu menyenangkan, dan rasanya sangat enak," kata dia.

Dia juga belajar tentang budaya yang berbeda. Ia menyadari, setiap orang menginginkan hal yang sama, yaitu kehidupan yang baik, pendidikan yang baik dan menjalankan agama mereka dengan bebas.

“Bertemu dengan orang yang berbeda dari negara lain benar-benar membantu saya ketika saya beralih ke militer. Itu benar-benar membantu saya, karena di militer ada semua orang,” katanya.

Pengalaman yang ia punya mengajarkan jika hidup bukan hanya hitam dan putih. Ia menginginkan apa yang diinginkan oleh setiap manusia yang layak dan baik lainnya. Pihaknya menginginkan sebuah keluarga, sebuah komunitas, sehingga ia dapat merasa nyaman dan hidup.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement