Wyatt menyebut hijab sebagai bentuk perlindungan Allah SWT kepada hamba-Nya. Saat ini putrinya mengalami trauma dan sekarang tidak mau memakai jilbab. "Pertama kali kami keluar, yaitu hari Kamis, dan dua kali dia melepas jilbabnya dan dia seperti, mengepalkannya," katanya. Putrinya pun belum kembali ke sekolah sejak dugaan insiden itu.
Bagian New Jersey dari Council on American-Islamic Relations (CAIR NJ), sebuah kelompok advokasi hak-hak sipil untuk Muslim, menyerukan supaya guru itu dipecat. Sebab, mereka menilai, guru yang bersangkutan tidak hanya meletakkan tangan di atas kepala tapi sampai menarik hingga terlepas jilbabnya.
"Ini tentu saja memalukan bagi setiap wanita Muslim karena diekspos dengan cara ini di depan umum," kata Selaedin Maksut, direktur eksekutif CAIR NJ.
CAIR NJ ingin sekolah mengambil langkah lebih lanjut untuk mengatasi masalah ini. "Melatih para guru dan pendidiknya serta mengadopsi kurikulum bagi para siswa untuk belajar lebih banyak tentang Islam dan Muslim," kata Maksut.
Sebuah pernyataan dari sekolah distrik menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk memperbaiki perbuatan yang dilakukan staf pengajarnya. "Terlepas dari hasil penyelidikan nanti, kami berkomitmen melakukan praktik restoratif untuk membantu siswa, staf, dan keluarga kami memproses kerusakan sosial-emosional ini," katanya.
Pihak sekolah juga mengatakan, staf pengajar yang terlibat akan diproses sebagaimana mestinya sebelum tindakan apa pun diambil. Masalah kepegawaian dan siswa dirahasiakan karena kewajiban hukum.