IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menargetkan tiga sektor prioritas untuk dikembangkan sebagai fokus industri halal, yaitu makanan dan minuman, fashion, serta farmasi dan kosmetik.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo mengungkapkan tiga sektor tersebut memiliki potensi dan pasar yang sangat besar untuk produk khusus halal mengingat Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
"Makanan dan minuman halal itu jadi target utama. Kedua, fashion kita urutan kedua, hanya kalah sama Turki. Salah satu target kita mengungguli mereka. Pasar kita besar kok, di fashion kita bisa bersaing untuk pakaian Muslim," kata Dody, Senin (11/10).
Sedangkan sektor farmasi dan kosmetik merupakan sektor yang terlupakan, namun memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi produk khusus halal. Menurutnya, hal itu disebabkan karena sebagian besar atau 90 persen bahan baku farmasi dan kosmetik berasal dari luar negeri atau impor yang tidak memprioritaskan kehalalan bahan baku.
Oleh karena itu, dengan upaya subtitusi bahan baku dari dalam negeri, diharapkan bisa menghasilkan produk farmasi dan kosmetik berlabel halal. Berdasarkan peringkat di Dunia Ekonomi Islam Global, Indonesia mengalami penurunan peringkat untuk keuangan syariah, yaitu di urutan keenam di mana tahun sebelumnya urutan keempat.
Sektor wisata syariah juga mengalami penurunan dari tahun 2019/2020 urutan keempat menjadi urutan keenam pada 2020/2021. Peringkat Indonesia meningkat di sektor makanan dan minuman halal yang sebelumnya tidak termasuk, kini menjadi urutan keempat.
Sektor farmasi dan kosmetik menjadi urutan keenam dari sebelumnya tidak termasuk. Sektor media dan rekreasi menjadi urutan kelima yang tahun sebelumnya belum termasuk. Untuk urutan di sektor fashion Muslim, Indonesia masih tetap berada di urutan yang sama pada tahun ini dan sebelumnya, yaitu urutan ketiga.