IHRAM.CO.ID, COLOGNE -- Pemerintah Kota Cologne, Jerman, mengizinkan Masjid Pusat Cologne menyiarkan adzan melalui pengeras suara pada Jumat sore. Izin juga diberikan bagi 35 masjid di kota Jerman barat mengumandangkan adzan selama lima menit pada hari Jumat, antara siang hingga pukul 15.00 waktu setempat.
Inisiatif yang telah berjalan selama dua tahun dan dapat diperbarui ini datang sebagai bagian dari kesepakatan antara kota Cologne dan komunitas Muslim untuk melonggarkan pembatasan.
Dilansir di DW, Selasa (12/10), masjid-masjid yang ingin menyiarkan panggilan untuk shalar ini harus mematuhi batasan volume pengeras suara mereka dan memberi informasi kepada tetangga sebelumnya.
Masjid Pusat Cologne, yang terbesar di Jerman, telah menjadi titik nyala sentimen anti-Muslim dari partai sayap kanan.
Setelah sebagian besar pembangunan dibiayai oleh sumbangan dari otoritas urusan agama pemerintah Turki di Jerman, DITIB, masjid ini juga beberapa kali menjadi sumber perdebatan utama sejak pembangunannya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan secara resmi dan langsung meresmikan Masjid itu, selama kunjungan kontroversial ke Jerman pada September 2018.
Meski keputusan untuk mengizinkan adzan disambut baik oleh komunitas Muslim di kota itu, keputusan itu menuai kritik di media sosial. Selama akhir pekan, Walikota Henriette Reker membela langkah tersebut.
"Ada banyak diskusi mengenai proyek #Muezzin-Ruf (seruan Muslim). Cologne adalah kota kebebasan dan keragaman [agama]," kata Reker di akun Twitter pribadinya.
Ia juga menyebut masyarakat yang tiba di stasiun kereta utama disambut oleh katedral dan diiringi lonceng gereja. Sementara, banyak warga Cologne yang beragama Islam. Mengizinkan panggilan muazin disbeut sebagai sebuah tanda hormat.
Sekitar 4,5 juta Muslim tinggal di Jerman, yang merupakan kelompok minoritas agama terbesar di negara itu.